Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS hingga India jadi Penyumbang Surplus Terbesar RI per September 2024

Amerika Serikat (AS), India, hingga Filipina menjadi tiga negara penyumbang surplus terbesar Indonesia pada September 2024.
Petugas di sekitar lokasi bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Petugas di sekitar lokasi bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa Amerika Serikat (AS), India, hingga Filipina menjadi tiga negara penyumbang surplus terbesar Indonesia pada September 2024.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa surplus perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat adalah sebesar US$1,39 miliar, India US$0,94 miliar, dan Filipina US$0,78 miliar.

“Surplus kita dengan Amerika Serikat terutama didorong oleh mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya [HS 85] sebesar US$0,27 miliar,” kata Amalia dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS Perkembangan Ekspor-Impor September 2024, Selasa (15/10/2024).

Masih dengan Negara Paman Sam, BPS mencatat komoditas lain yang menyumbang surplus perdagangan adalah pakaian dan aksesorisnya atau rajutan (HS 61) sebesar US$0,21 miliar serta alas kaki (HS 64) sebesar US$0,21 miliar.

Sementara dengan India, Amalia menyampaikan bahwa Indonesia mencatatkan surplus terutama dengan komoditas bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$0,51 miliar, lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$0,19 miliar. Serta, ada besi dan baja (HS 72) sebesar US$0,17 miliar.

Selanjutnya dengan Filipina, Indonesia mencatatkan surplus terutama dengan komoditas kendaraan dan bagiannya (HS 87) sebesar US$0,28 miliar, bahan bakar mineral (HS 27) US$238,3 miliar, serta lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15).

Sementara itu, BPS juga mengungkap tiga negara penyumbang defisit terdalam pada September 2024. Mereka di antaranya China sebesar US$0,63 miliar, Australia sebesar US$0,37 miliar, dan Thailand US$0,32 miliar.

Perinciannya, China dengan komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya (HS 85), dan kendaraan dan bagiannya (HS 87).

Mengekor Australia yang juga menjadi negara penyumbang defisit terdalam pada September 2024, dengan komoditas antara lain logam mulai dan perhiasan/permata (HS 71), serealia (HS 10), dan bahan bakar internal (HS 27).

Terakhir untuk Thailand, komoditas defisit terdalam di antaranya adalah plastik dan barang dari plastik (HS 39), kendaraan dan bagiannya (HS 87), dan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper