Bisnis.com, JAKARTA — Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan meminta Sri Mulyani Indrawati kembali menjadi menteri keuangan (Menkeu). Pada Senin (14/10/2024) malam, Sri Mulyani dipanggil ke kediaman Prabowo di kawasan Jakarta Selatan.
Usai bertemu, Sri Mulyani mengaku diminta Prabowo kembali melanjutkan tugasnya sebagai bendahara negara.
"Beliau meminta saya menjadi menteri keuangan kembali," ujarnya.
Padahal, dahulu Prabowo sempat menyindir soal Menkeu yang saat itu dijabat Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang. Pernyataan Prabowo itu sendiri dilontarkan saat panas-panasnya ajang Pilpres 2019.
Ketika memberikan pidato dalam sebuah acara di Taman Mini Indonesia Indah, ketua umum Partai Gerindra itu membahas soal Menkeu yang dianggap tidak becus mengurus perbendaharaan negara.
"Kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada menteri keuangan, mungkin menteri pencetak utang," katanya, Sabtu (26/1/2019).
Prabowo tidak sampai menyebut nama Sri Mulyani. Kendati demikian, dia terus menyinggung soal penumpukan utang pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang Menkeu-nya dijabat oleh Sri Mulyani.
Tak lama setelahnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) langsung merespons sindiran dari Prabowo tersebut. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti mengungkapkan pernyataan Prabowo sangat menciderai perasaan seluruh pegawai di lingkup Kemenkeu.
"Apa yang disampaikan oleh Calon Presiden Prabowo, 'Jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan, melainkan diganti jadi Menteri Pencetak Utang,' sangat mencederai perasaan kami yang bekerja di Kementerian Keuangan," tulisnya dalam sebuah unggahan, Minggu (27/1).
Dirinya mengungkapkan Kemenkeu merupakan institusi negara yang penamaan, tugas dan fungsinya diatur oleh Undang-undang. Dengan demikian, siapapun tidak sepantasnya melakukan penghinaan nama sebuah institusi negara.
Bahkan, Sri Mulyani sendiri sempat menulis prosa di unggahan Instagramnya (1/2/2019) yang seakan untuk menjawab tudingan sebagai menteri pencetak utang. Berikut prosanya:
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami menyelesaikan
Ribuan kilometer jalan raya, toll, jembatan Untuk rakyat, untuk kesejahteraan
Kami menyelesaikan
Puluhan embung dan air bersih,
bagi jutaan saudara kita yang kekeringan
Puluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja menyediakan subsidi
Jutaan sambungan listrik untuk rakyat untuk menerangi kehidupan, hingga pelosok
Kami terus bekerja
Meringankan beban hidup 10 juta keluarga miskin
Menyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskin
Menyekolahkan 20 Juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja siang malam
Menyediakan jaminan, agar 96.8 Juta rakyat terlindungi dan tetap sehat.
Merawat Ratusan ribu sekolah dan madrasah,
agar mampu memberi bekal ilmu dan taqwa,
bagi puluhan juta anak-anak kita untuk membangun masa depannya
Kami tak pernah berhenti, agar
472 000 mahasiswa menerima beasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan
20.000 generasi muda dan dosen berkesempatan belajar di universitas terkemuka dunia untuk jadi pemimpin harapan bangsa.
Puluhan juta petani mendapat subsidi pupuk, benih dan alat pertanian,
170.400 hektar sawah beririgasi untuk petani
Jutaan usaha kecil mikro memiliki akses modal yang murah
Jutaan penumpang kereta dan kapal yang menikmati subsidi tiket
Jutaan keluarga menikmati bahan bakar murah
Jutaan pegawai negeri, guru, prajurit, polisi, dokter, bidan, dosen hingga peneliti mendapat gaji dan tunjangan untuk mengabdi negeri
Terus, Kami terus bekerja, agar
74.953 desa mampu membangun, membasmi kemiskinan. 8.212 kelurahan terbantu untuk melayani rakyat kebih baik
Triliunan rupiah tersedia
membantu saudara kita yang terkena bencana membangun kembali kehidupannya
Dan masih banyak lagi yang aku mau ceritakan padamu
Agar engkau TIDAK LUPA
Karena itu adalah cerita tentang kita MEMBANGUN INDONESIA
Aku tak ingin engkau lupa itu.
sama seperti aku tak ingin engkau lupa akan sejarah negeri kita.
Aku perempuan yang memenuhi panggilan ibu pertiwi.
Aku perempuan, Aku tidak surut demi kecintaanku kepada negeri.
Untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
Aku dan tujuh puluh enam ribu jajaran Kemenkeu, adalah Kami.
KAMI TIDAK PERNAH LELANG MENCINTAI DAN MEMBANGUN INDONESIA.
Bagaimana engkau?