Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Prediksi Tren Deflasi Berlanjut pada September 2024

Ekonom memprediksi deflasi berlanjut pada September 2024 seiring dengan perlambatan harga bahan pokok.
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memproyeksikan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan kembali mencatatkan deflasi 0,11% secara bulanan atau month to month (MtM) pada September 2024. 

Membandingkan dengan Agustus 2024 yang mencatatkan deflasi sebesar 0,03% MtM, proyeksi September lebih dalam, tetapi tidak sedalam deflasi Juli yang mencapai 0,18% MtM. 

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual meramalkan deflasi yang lebih dalam dari Agustus 2024 tersebut akibat harga bahan pokok yang juga melambat. 

“Terutama beras karena efek high base, 12,6% year on year/YoY [September 2023] menjadi 7,8% YoY [September 2024], dengan harga tetap turun secara MtM,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (30/9/2024). 

David menjelaskan sebagian bahan pangan masih deflasi, seperti cabai merah -19% MtM, beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam. Sementara beberapa harga bahan pokok lain naik tipis. 

Sementara itu, inflasi inti akselerasi, baik secara bulanan maupun tahunan yang masing-masing sebesar 2,03% dan 0,14%. Salah satunya karena akselerasi harga emas. 

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah pemangkasan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada pertengahan September 2024, sebagai cara untuk mendorong ekonomi. 

Meski demikian, David melihat efek dari penurunan suku bunga bank sentral terhadap konsumsi masyarakat baru akan terekam paling cepat dua kuartal dari sekarang. Artinya, efek dari penurunan suku bunga baru akan terada pada akhir kuartal I tahun depan. 

Hingga akhir tahun ini, David meyakini inflasi akan berada di batas bawah target pemerintah yang sebesar 2,5±1%. 

“Inflasi akhir tahun bisa di bawah 2%. BI Rate masih dalam tren turun apalagi rupiah juga stabil menguat,” jelasnya. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi yang terjadi di setiap bulan Agustus dalam lima tahun terakhir umumnya di sumbang oleh penurunan harga komoditas komponen bergejolak.

Di mana kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok utama penyumbang deflasi di setiap bulan Agustus pada tahun 2020-2024.

Adapun, BPS akan mengumumkan perkembangan Indeks Harga Konsumen September 2024 pada Selasa (1/10/2024) pukul 11.00 WIB. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper