Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memaksimalkan seluruh potensi panas bumi yang ada untuk kelistrikan nasional. Adapun, potensi sumber daya panas bumi yang terdapat di Tanah Air diperkirakan sebesar 24 gigawatt (GW).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) bakal dimaksimalkan dan ditargetkan dapat menjadi penyangga beban dasar kelistrikan (baseload) menggantikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
“Panas bumi akan dimaksimalkan, jadi angka yang paling maksimal di sini adalah panas bumi. Karena panas bumi diharapkan bisa menjadi baseload, potensi kita hanya 24 gigawatt,” kata Eniya saat ditemui di kantornya, Senin (9/9/2024).
Eniya menyampaikan, potensi panas bumi sebesar 24 GW juga akan dimasukan ke dalam skenario pencapaian net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060.
“Dan ini [panas bumi] akan terus menerus ya, kalau panas bumi itu akan terus menerus. Renewable sehingga potensi kita untuk panas bumi ini coba kita genjot,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan, pemanfaatan sumber daya panas bumi untuk keperluan energi listrik belum maksimal.
Baca Juga
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan, dari jumlah sumber daya panas bumi sebesar 23.531 megawatt (MW), pemanfaatannya untuk kebutuhan listrik baru sekitar 11%.
“Baru sebesar 2.597,5 MW atau baru sekitar 11% energi panas bumi dari total sumber daya yang dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi listrik,” kata Wafid dalam acara Kolokium PSDMBP, Kamis (1/8/2024).
Maka dari itu, Wafid mengatakan bahwa saat ini Badan Geologi khususnya Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi (PSDMBP) terus mempercepat pengembangan panas bumi. Salah satunya dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi panas bumi.
“Oleh karena itu, percepatan pengungkapan potensi dan peningkatan statusnya untuk dikonversi mejadi energi merupakan hal yang menjadi fokus [Badan Geologi],” ujarnya.