Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Prinsip Ekonomi Berkeadilan ala Paus Fransiskus

Economy of Francesco yang menawarkan tata ekonomi baru berisi sejumlah poin, dari pemerataan teknologi, hak pekerjaan layak, hingga penghapusan Tax Haven.
Paus Fransiskus menerima bunga dari dua orang anak yang menggunakan baju adat Papua dan baju adat Jawa Tengah sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Selasa (3/9/2024). / dok Istimewa
Paus Fransiskus menerima bunga dari dua orang anak yang menggunakan baju adat Papua dan baju adat Jawa Tengah sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Selasa (3/9/2024). / dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Tak hanya sebagai pemimpin agama, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai pemikir penting dunia. Dia menggagas tata kelola ekonomi baru yang lebih berkeadilan: Ekonomi Fransiskus (Economy of Francesco).

Pemimpin Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus sedang mengunjungi Indonesia untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga memimpin misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno selama 3—5 September 2024.

Kesederhanaannya yang kendarai pesawat komersial, mobil seadanya, dan menolak tawaran menginap di hotel bintang lima menarik perhatian banyak warga Indonesia.

Sejak menjadi Uskup Agung Buenos Aires, Paus Fransiskus memang sudah dikenal atas komitmennya terhadap keadilan sosial. Dia bahkan tak segan mengkritisi praktik ekonomi dewasa ini yang dinilai semakin menyengsarakan kaum papa alias miskin dan menciptakan kerusakan ekologi.

Paus Fransiskus memang menjadi saksi hidup dari dampak negatif tata kelola ekonomi yang tidak indahkan keadilan. Sebelum menjadi imam, dia sempat bekerja sebagai penjaga bar hingga petugas kebersihan.

Pada Desember 2001—ketika Paus Fransiskus masih menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina sedang mengalami puncak kerusuhan sipil yang dipicu krisis ekonomi.

Saat itu, utang luar negeri Argentina menggunung secara cepat. Akibatnya, para investor besar berbondong-bondong menarik depositonya sehingga sistem perbankan Argentina kolaps.

Tak heran sejak menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia pada 2013, Paus Fransiskus kerap memberikan gebrakan atas dasar keadilan sosial. Dia bahkan mengundang para anak muda dari berbagai negara untuk membuat gerakan tata kelola ekonomi baru.

Paus Fransiskus melambaikan tangan dari dalam mobil setelah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada Selasa (3/9/2024). / Reuters-Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus melambaikan tangan dari dalam mobil setelah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada Selasa (3/9/2024). / Reuters-Guglielmo Mangiapane

Pertemuan ratusan kaum muda dari 115 negara itu terjadi pada 19—21 November 2020. Berpusat di Assisi, Italia—sekitar 178 kilometer dari pusat Ibu Kota Roma, mereka menyusun gerakan tata kelola ekonomi baru.

Pertemuan tersebut dikenal sebagai ‘Ekonomi Fransiskus’, mengacu kepada nama Santo Fransiskus dari Assisi (1881—1226)—penginjil yang dikenal hidup dalam kemiskinan. Nama itu juga yang dipakai Paus Fransiskus sebagai panggilan kepausannya—nama aslinya Jorge Mario Bergoglio.

Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pastoral Migran Perantau (KKPMP) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Marthen Jenarut berpendapat, notabenenya Paus Fransiskus tidak menawarkan satu sistem ekonomi.

Menurutnya, Paus Fransiskus hanya menginisiasi gerakan tata kelola ekonomi yang lebih berkeadilan. Marthen menjelaskan, teks penting ajakan keadilan ekonomi ala Paus Fransiskus ada dalam surat amanat alias ensiklik Laudato Si.

"Sistem ekonomi harus sepenuhnya terarah kepada prinsip-prinsip moral seperti kesejahteraan umum, keadilan, ramah lingkungan, solidaritas, dan subsidiaritas," jelas Marthen kepada Bisnis, Rabu (4/9/2024).

Apa itu Ekonomi Fransiskus?

Inisiatif gerakan tata ekonomi baru dimulai dari ruang kerja Paus Fransiskus di Vatikan. Pada 1 Mei 2019—bertepatan pada Hari Buruh Internasional sekaligus Hari Peringatan Santo Yusuf Pekerja, Paus Fransiskus menulis sebuah surat ajakan untuk para ekonom dan wirausaha muda di berbagai penjuru dunia.

Dalam pembukaan suratnya, Paus menyatakan keinginannya untuk berjumpa dengan ”mereka yang saat ini menyusun serta mulai mempelajari dan menerapkan suatu ekonomi yang berbeda.” (Ekonomi Fransiskus: Membangun Narasi akan Tata Ekonomi Baru, Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, 2020).

"Ekonomi yang memberi kehidupan dan bukannya membunuh, melibatkan dan bukan menyingkirkannya, memanusiawikan dan bukan merendahkan, peduli pada lingkungan dan bukan merusaknya," tulis Paus.

Dia berpendapat, sistem ekonomi dunia yang berlaku saat ini memiliki berbagai persoalan struktural yang sebabkan kerusakan lingkungan hingga semakin sengsaranya kaum papa.

Oleh sebab itu, Paus Fransiskus mendorong tata kelola ekonomi baru yang lebih memberi penghargaan atas lingkungan, hak generasi masa depan, martabat kaum pekerja, dan kesetaraan sosial.

Pada 21 November 2020—hari terakhir Pertemuan Ekonomi Fransiskus, Paus turut memberikan sambutan kepada ratusan peserta. Dia kembali menekankan bahwa sistem ekonomi dunia dewasa ini tidak berkelanjutan.

"Berbagai kebijakan mengandaikan kita dapat memperhitungkan ketersediaan sumber-sumber daya yang absolut, tak terbatas, dan tanpa kepedulian," nilai Paus.

Dalam sistem tersebut, sambungnya, kaum miskin adalah yang pertama dilukai sekaligus dilupakan. Kaum miskin seakan dipandang bukan bagian dari masyarakat.

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus dari jendelanya di Vatikan. / Reuters
Paus Fransiskus memimpin doa Angelus dari jendelanya di Vatikan. / Reuters

Oleh sebab itu, Paus Fransiskus mengajak kaum muda untuk menciptakan budaya baru. Kaum papa harus menjadi penggerak ekonomi—bukan sekadar diikutsertakan.

Bahkan, Paus mengajak agar para profesional belajar dari kaum papa untuk merancang suatu model ekonomi yang menguntungkan semua orang tanpa terkecuali. Singkatnya, kaum miskin bukan sekadar objek namun juga subjek.

"Panggilan ini lebih daripada sekadar kata-kata kosong, kaum miskin dan tersingkir adalah orang-orang yang nyata. Daripada melihat mereka dari sudut pandang teknis dan fungsional belaka, inilah saat untuk membiarkan mereka menjadi pelaku utama dalam kehidupan mereka sendiri serta dalam tatanan masyarakat secara keseluruhan. Marilah kita tidak berpikir tentang mereka, namun bersama mereka," ujar Paus.

Dia mendorong agar setiap program ditujukan untuk melayani sesama. Oleh sebab itu, berbagai kebijakan harus mengurangi kesenjangan, menghapus diskriminasi, dan membebaskan orang-orang dari ikatan perbudakan.

Pertumbuhan ekonomi, ujar Paus, tidak sekadar untuk pembagian hasil yang lebih adil dan pengembangan teknologi. Di atas itu semua, pertumbuhan ekonomi harus ditujukan untuk perkembangan seluruh umat manusia.

"Ukuran kemanusiaan sejati pada dasarnya tergantung pada relasi dengan penderitaan serta penderita. Hal ini berlaku baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Ukuran kemanusiaan: suatu ukuran yang mesti diwujudkan dalam keputusan-keputusan dan model-model ekonomi kita," tegasnya.

Hasil Pertemuan Ekonomi Fransiskus

Setelah berunding selama tiga hari, ratusan kaum muda dan pemikir dari penjuru sudut dunia akhirnya mencapai 12 poin kesepakatan.

Latar belakang mereka berbeda-beda: dari ekonomi, politik, sosiologi, teknik, filsafat, hingga teologi. Sejumlah pemikir beken juga turut hadir seperti peraih nobel perdamaian dari Bangladesh Muhammad Yunus, ekonom Amerika Serikat Jeffrey Sachs, dan teolog pembebasan dari Brasil Leonardo Boff.

Mereka sepakat perlunya tata kelola ekonomi yang baru, yang tidak lagi meninggalkan kaum miskin. Oleh sebab itu, mereka mendorong sejumlah kesepakatan.

Berikut 12 poin kesepakatan Ekonomi Fransiskus:

  1. Kekuatan besar dunia serta lembaga ekonomi dan keuangan memperlambat aktivitasnya untuk membiarkan bumi bernafas.
  2. Penyebaran perkembangan teknologi maju ke seluruh dunia sehingga negara-negara berpendapat rendah bisa menjalankan praktik produksi berkelanjutan.
  3. Berbagai persoalan pengelolaan kepentingan umum seperti udara, hutan, laut, tanah, dan sumber daya alam lainnya menjadi perhatian utama dari kebijakan pemerintah, pelaku bisnis, hingga sekolah.
  4. Ideologi-ideologi perekonomian tak digunakan untuk menyerang kaum miskin, minoritas, dan kaum marjinal lainnya.
  5. Hak untuk pekerjaan yang layak bagi semua sehingga negara harus melarang pilihan bisnis yang mengeksploitasi kaum yang tidak beruntung.
  6. Tax haven alias kebijakan surga pajak di seluruh dunia harus dihapuskan.
  7. Penciptaan lembaga-lembaga keuangan global baru dan perbaruan Bank Dunia-Dana Moneter Internasional (World Bank-International Monetary Fund/IMF) agar lebih demokratis serta inklusif.
  8. Perusahaan dan bank global mengajukan suatu komite etik independen dengan hak veto terkait lingkungan dan keadilan bagi kaum miskin.
  9. Lembaga nasional dan internasional mendukung wirausahawan inovatif dalam konteks lingkungan, sosial, dan paling tidak keberlanjutan.
  10. Negara, perusahaan, dan lembaga internasional harus menyediakan kualitas pendidikan bagi setiap perempuan serta anak-anak di seluruh dunia.
  11. Pekerja perempuan harus memiliki kesempatan yang sama sebagaimana pekerja laki-laki.
  12. Kaum muda memohon komitmen dari setiap pemegang kepentingan agar tidak lagi menciptakan perang.

"Kami memohon, memohon dan memohon lagi, sebab apa yang tampaknya tidak mungkin saat ini akan terasa tidak terlalu sulit pada hari esok berkat komitmen serta keteguhan kita. Anda kaum dewasa yang mengontrol ekonomi dan bisnis telah berbuat banyak bagi kami kaum muda, namun Anda dapat berbuat lebih banyak lagi," tutup deklarasi Ekonomi Fransiskus tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper