Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rosan: Pertumbuhan Ekonomi terancam Tak Tercapai Imbas Minimnya Anggaran BKPM 2025

Menteri Investasi Rosan Roeslani mengatakan dari tidak tercukupinya anggaran tahun depan tentu akan menimbulkan konsekuensi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Bahlil Lahadalia (kiri) dan Rosan Perkasa Roeslani (kanan) berfoto usai Serah Terima Jabatan Menteri Investasi/Kepala BKPM di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta pada Senin (19/8/2024). / Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak
Bahlil Lahadalia (kiri) dan Rosan Perkasa Roeslani (kanan) berfoto usai Serah Terima Jabatan Menteri Investasi/Kepala BKPM di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta pada Senin (19/8/2024). / Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani membeberkan konsekuensi atas pagu anggaran 2025 instansinya yang dipangkas lebih dari 40% dari pagu tahun ini. 

Rosan mengatakan dari tidak tercukupinya anggaran untuk tahun depan, tentu akan menimbulkan konsekuensi terhadap pertumbuhan ekonomi. 

“Ini [anggaran yang turun] mengakibatkan tidak tercapainya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh rendahnya realisasi investasi,” tuturnya dalam Rapat Kerja Komisi VI bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM, Selasa (3/9/2024). 

Untuk tahun depan, BKPM menerima pagu anggaran 2025 senilai Rp681,88 miliar. Angka tersebut kurang lebih hanya 43,39% dari kebutuhan pembiayaan Rp1,57 triliun. 

Membandingkan dengan pagu anggaran Kementerian Investasi/BKPM 2024 yang senilai Rp1,23 triliun, artinya rencana tahun depan turun signifikan sebesar 44,53%. 

“Ini berbanding terbalik dengan target yang meningkat pada tahun depan,” pungkasnya.

Sementara untuk tahun depan, pada tahun pertama pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto atau pada 2025 dipatok pada rentang Rp1.868,2 triliun hingga Rp1.905,6 triliun. 

Rosan menjelaskan, pagu anggaran senilai Rp681,88 miliar untuk tahun depan hanya cukup untuk kegiatan rutin, seperti belanja gaji, operasional kantor, untuk mencapai target realisasi investasi ini pembiayaan pada unit eselon I. Alhasil target investasi tidak akan berjalan degan efektif. 

Lebih lanjut, terbatasnya pembiayaan dikhawatirkan mengganggu untuk kegiatan konsolidasi perencanaan, hiliriasi, promosi penanaman modal. 

Termasuk, pengaruh terhadap Pusat Perdagangan Internasional atau Indonesia Trade Center (ITC) di luar negeri. 

“Karena ini akan menjadikan tidak efektif dan efisien bahkan bisa terjadi kita untuk mereview ulang ITC di 9 negara,” tuturnya. 

Selain itu, konsekuensi lainnya dapat berupa berupa terbatasnya penciptaan lapangan kerja dan investasi orientasi ekspor, serta menurunnya pelayanan kepada pelaku usaha. 

Untuk itu, Rosan meminta tambahan anggaran senilai Rp889,32 miliar untuk dapat mencapai target investasi yang akan mendorong target pertumbuhan ekonomi tahun depan. 

"Kami mohon selalu dukungan dari seluruh pimpinan dan anggota dewan yang terhormat Komisi VI untuk dapat memperjuangkan penambahan anggaran 2025, mengingat target meningkat, harapannya juga anggaran kami meningkat, karena target meningkat signifikan," ungkapnya. 

Sebelumnya pada 11 Juni 2024 lalu, mantan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sempat mengamuk di depan DPR karena anggaran tahun depan yang dipangkas signfikan. 

Dirinya merasa bingung dengan langkah yang diambil oleh pemerintah terkait penurunan anggaran bagi Kementeriannya. Pasalnya, teori ekonomi yang dipakai pemerintah dalam menentukan pagu indikasi anggaran 2025 bagi Kementerian yang dipimpinnya tidak pernah dirinya tau sampai saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper