Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pecah Rekor! Kapitalisasi Pasar Perusahaan Warren Buffett Tembus US$1 Triliun

Perusahaan milik investor kawakan Warren Buffett, Berkshire Hathaway, berhasil mencapai nilai kapitalisasi pasar di atas US$1 triliun untuk pertama kalinya.
Warren Buffet seorang investor sukses kerap memberikan tips-tips mengelola keuangan, termasuk cara membeli rumah/Reuters
Warren Buffet seorang investor sukses kerap memberikan tips-tips mengelola keuangan, termasuk cara membeli rumah/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan milik investor kawakan Warren Buffett, Berkshire Hathaway, berhasil mencapai nilai kapitalisasi pasar di atas US$1 triliun untuk pertama kalinya pada hari Rabu (28/8/2024) waktu setempat. 

Mengutip Reuters pada Kamis (29/8/2024), hal tersebut mencerminkan kepercayaan investor terhadap perusahaan yang dibangun Buffett selama hampir enam dekade yang kerap dianggap oleh banyak orang sebagai proxy bagi perekonomian Amerika Serikat

Perusahaan Buffett bergabung dengan enam perusahaan AS lainnya yang memiliki nilai pasar diatas US$1 triliun. Seluruh perusahaan tersebut bergerak atau terkait dengan sektor teknologi, yakni Apple Nvidia, Microsoft, induk Google, Alfabet, Amazon.com, dan Meta yang merupakan induk Facebook.

Saham Kelas A Berkshire ditutup naik 0,7% pada US$696,502.02. Saham Kelas B yang lebih banyak dimiliki naik 0,9% menjadi US$464,59.

Buffett, yang akan berusia 94 tahun pada hari Jumat pekan ini, telah menjalankan Berkshire yang berbasis di Omaha, Nebraska sejak tahun 1965.

Buffett mengubah Berkshire Hathaway dari perusahaan tekstil yang gagal menjadi perusahaan raksasa dengan lusinan bisnis ekonomi lama seperti asuransi mobil Geico, jalur kereta api BNSF, Berkshire Hathaway Energy, sepatu lari Brooks, es krim Dairy Queen, pisau Ginsu, dan ensiklopedia Buku Dunia.

Bisnis yang beroperasi menghasilkan laba US$22,8 miliar pada semester pertama tahun ini, naik 26% dari tahun 2023.

Berkshire juga memiliki portofolio saham yang besar bahkan setelah menjual Apple dan Bank of America senilai puluhan miliar dolar, yang merupakan kepemilikan saham terbesarnya dan hingga saat ini terbesar kedua, pada tahun 2024.

Penjualan tersebut merupakan alasan utama penimbunan uang tunai Berkshire, terutama dalam bentuk surat utang negara AS, melonjak menjadi US$276,9 miliar pada 30 Juni. Berkshire juga memperlambat pembelian kembali sahamnya sendiri.

“Buffett membangun Berkshire dengan cara yang sistematis dan berisiko rendah. Sebagai konglomerat besar, bagian-bagiannya akan selalu berjalan dengan baik,” kata Steve Check, Presiden Check Capital Management yang menginvestasikan sepertiga dari asetnya senilai US$2 miliar pada saham dan opsi Berkshire.

Penilaian senilai US$1 triliun ini didasarkan pada 553.234 saham Kelas A dan 1.325.192.508 saham Kelas B Berkshire yang beredar pada 23 Juli. 

Sejak kepemimpinan Buffett, saham Berkshire telah naik lebih dari 5.600.000%. atau berarti naik sekitar 20% per tahun. Kenaikan tersebut hampir dua kali lipat keuntungan tahunan dalam indeks Standard & Poor's 500 (S&P 500) termasuk dividen.

Tidak ada katalis tunggal yang mendorong kenaikan pada hari Rabu. Saham Kelas A Berkshire naik 28% tahun ini, sedangkan S&P 500 tidak termasuk dividen naik 17%.

Buffett masih memiliki lebih dari 14% saham Berkshire meski telah menyumbangkan lebih dari separuh sahamnya untuk amal sejak tahun 2006.

Kekayaannya sebesar US$146 miliar menjadikannya orang terkaya keenam di dunia, kata majalah Forbes pada hari Rabu.

Check mengatakan dia menjadi seorang kakek pada 16 Agustus, dan membeli 100 saham Berkshire Kelas B untuk cucunya, Zealand, pada hari itu.

“Investor tentu saja tidak boleh terjun karena kapitalisasi pasar mencapai $1 triliun, dan harga saham mungkin masih sama seperti sebelum krisis keuangan tahun 2008. Ini adalah investasi yang bagus untuk seseorang dengan jangka waktu 10 tahun,” ujarnya  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper