Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, optimistis produksi beras pada tahun ini bakal naik seiring adanya prakiraan La Nina yang akan terjadi di Indonesia.
Amran memproyeksikan kenaikan produksi beras bisa mencapai 10% akibat adanya La Nina. Adapun, dia menyebut, produksi beras pada Agustus hingga Oktober 2024 diperkirakan akan mengalami surplus.
Bahkan, produksi pada September 2024 diproyeksi mencapai 2,87 juta ton menjadi yang tertinggi selama 10 tahun terakhir.
"Mudah-mudahan La Nina sedang jangan keras itu menguntungkan sektor pertanian. Mungkin bisa [produksi naik] 10%," ujar Amran saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senin (26/8/2024).
Amran menyebut, proyeksi produksi yang tinggi pada Agustus - Oktober 2024 menjadi sebuah anomali yang terjadi di musim kemarau.
Dia pun mengeklaim, anomali produksi beras yang menguntungkan itu terjadi berkat upaya mereka menggencarkan program penyediaan pompa air (pompanisasi), optimalisasi lahan (opla), hingga penyediaan benih unggul secara gratis kepada petani.
Baca Juga
Amran meyakini sederet program bantuan Kementan itu bakal berkontribusi menambah produksi beras tahun ini hingga 1 juta ton dengan nilai ekonomi yang dihasilkan sekitar Rp1 triliun. Adapun, Kementan menargetkan produksi beras tahun depan sekitar 32 juta ton.
"Ini hasil dari refocusing anggaran, kita fokus pada pompa, opla dan benih unggul yang kita berikan secara gratis," ucapnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (11/6/2024), BMKG telah merilis jadwal "kedatangan" La Nina di Indonesia, dimulai dari wilayah Timur terus berembus ke Barat. Sebagaimana diketahui, El Nino sudah selesai.
Kini, Indonesia dan beberapa negara di dunia bersiap menyambut kedatangan La Nina. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengonfirmasi bahwa fenomena El Nino akan mulai netral dan berganti dengan La Nina. La Nina diprediksi terjadi mulai Juni-Juli 2024. Meskipun begitu, fenomena La Nina diperkirakan lemah.
Menurut prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah-wilayah yang akan mengalami curah hujan tinggi pada periode La Nina antara lain:
1. Juni 2024: Sebagian Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, sebagian Maluku, Maluku Utara, sebagian Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
2. Juli 2024: Sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
3. Agustus 2024: Sebagian kecil Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah.
4. September 2024: Sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah.
5. Oktober 2024: Sebagian Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan.