Bisnis.com, JAKARTA - Federal Reserve (The Fed) masih mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5% pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat, namun membuka peluang untuk menurunkan biaya pinjaman segera setelah pertemuan berikutnya pada September 2024.
Sinyal penurunan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR) pada September 2024 mempertimbangkan inflasi terus berlanjut sesuai dengan target 2% yang ditetapkan oleh bank sentral AS tersebut.
“Ada beberapa kemajuan lebih lanjut menuju tujuan [inflasi] 2% sesuai target,” ujar Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/8/2024).
Dalam sebuah pernyataan di akhir pertemuan FOMC 30-31 Juli 2024, The Fed memang mempertahankan suku bunga acuan semalam di kisaran 5,25%-5,50%.
Namun, bank sentral AS itu juga mengatur waktu untuk penurunan suku bunga pada pertemuan selanjutnya yang jatuh pada 17-18 September 2024. Pengumuman tersebut terjadi tujuh minggu sebelum pemilihan umum AS pada 5 November 2024.
Sementara para pejabat The Fed mewaspadai tindakan apa pun yang dapat merusak pendekatan "non-politic-data" dalam menetapkan kebijakan moneter, penurunan inflasi AS yang stabil dalam beberapa bulan terakhir mendorong konsensus luas bahwa perang melawan inflasi hampir berakhir.
Baca Juga
"Inflasi sekarang hanya 'agak meningkat', sebuah penurunan penting dari penilaian yang telah digunakan selama ini," ujar The Fed.
Bank sentral AS menggunakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk target inflasi tahunan sebesar 2%. Indeks harga PCE naik 2,5% pada Juni 2024 setelah melebihi 7% pada 2022.
Selain itu, The Fed menghapus pernyataan bahwa mereka 'sangat memperhatikan risiko inflasi'. Mereka mengakui bahwa saat ini para pembuat kebijakan akan memperhatikan 'risiko-risiko lain' yang mencakup tuntutan dari Kongres AS untuk mempertahankan lapangan kerja maksimum yang konsisten dengan harga-harga yang stabil.
Para gubernur bank sentral AS mengatakan akan lebih tepat untuk mengurangi biaya pinjaman sebelum inflasi benar-benar kembali ke target 2%. Hal ini dilakukan dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan kebijakan moneter untuk mempengaruhi perekonomian.
"Sejauh ini ekonomi terus berekspansi dengan kecepatan yang solid. Di sisi lain, angka ketenagakerjaan pekerjaan telah moderat dengan tingkat pengangguran yang tetap rendah," kata The Fed.
Namun, The Fed tak menampik tingkat pengangguran di AS telah meningkat. Kondisi ini membuat para pembuat kebijakan telah menempatkan lebih banyak fokus akhir-akhir ini untuk menghindari lonjakan angka pengangguran yang sering dikaitkan dengan suku bunga tinggi dan inflasi yang melambat.