Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nusantara Infrastructure (META) Caplok Trans Jawa, Langkah Strategis Bisnis Pengelolaan Tol

Keterlibatan META dalam investasi Tol Trans Jawa merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadi pemimpin di bidang infrastruktur jalan tol.
Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) atau jalan tol Mohamed Bin Zayed (MBZ) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/11)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) atau jalan tol Mohamed Bin Zayed (MBZ) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/11)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Keterlibatan PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) dalam kerja sama investasi atas pengelolaan Jalan Tol Trans Jawa milik PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) dinilai bakal memberikan dampak positif bagi geliat investasi bidang infrastruktur di Tanah Air.

Sebelumnya, berdasarkan dokumen keterbukaan informasi tertanggal 1 Juli 2024, META Group bersama para investor baru akan menggenggam total 35% saham jalan tol besutan anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) itu.

Adapun, para investor mencakup anak usaha META bernama PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services selaku induk META, serta Warrington Investment Pte Ltd yang merupakan entitas anak tidak langsung dari Government of Singapore Investment Corporation Ventures (GIC). 

Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Mansury menekankan bahwa pemerintah menyambut baik rampungnya aksi kerja sama investasi JSMR di Jalan Tol Trans Jawa. 

"Karena ini juga merupakan bentuk kepercayaan investasi dari negara lain dalam bentuk FDI [foreign direct investment] ke Indonesia, khususnya di sektor yang strategis, yaitu infrastruktur atau konektivitas," ungkapnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Rabu (3/7/2024).

Sekadar info, Jalan Tol Trans Jawa yang dioperasikan PT JTT sepanjang 676 kilometer (km) terdiri atas 13 ruas jalan tol yang menghubungkan berbagai wilayah strategis di Pulau Jawa.

Mulai dari ruas Jakarta – Cikampek, Jakarta – Cikampek II Elevated, Palimanan – Kanci, Batang – Semarang, Semarang A-B-C, Semarang – Solo, Solo – Ngawi, ruas Ngawi – Kertosono – Kediri, Surabaya – Mojokerto, Surabaya – Gempol, Gempol – Pasuruan, Gempol – Pandaan, serta Pandaan – Malang.

Sementara itu, Analis Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto melihat langkah META positif untuk mendukung langkah pembangunan infrastruktur nasional, di tengah kebutuhan pendanaan program infrastruktur yang sedang tinggi-tingginya.

Pasalnya, peran pihak swasta diperlukan untuk mendukung maupun mengakselerasi proyek pembangunan infrastruktur, mengingat kapasitas fiskal pemerintah dengan mengandalkan dana APBN yang relatif terbatas.

"Dengan infrastruktur yang telah terbangun dengan baik dan dengan perawatan yang berkesinambungan, maka kualitas manusia Indonesia pada akhirnya juga akan ikut meningkat ke depannya. Apalagi, prospek aktivitas ekonomi Indonesia ke depan akan terjaga dengan baik sehingga itu juga akan sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat," jelasnya ketika dihubungi Bisnis.

META menekankan bahwa keterlibatan dalam investasi ruas Tol JTT merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadi pemimpin di bidang infrastruktur jalan tol. 

“Perusahaan berencana akan mengalokasikan sekitar Rp40 triliun ke berbagai proyek infrastruktur strategis di Tanah Air untuk beberapa tahun ke depan,” ungkap Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) Ramdani Basri saat dikonfirmasi Bisnis, Rabu (3/7/2024).

Alhasil, transaksi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas portofolio perseroan di sektor jalan tol, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan infrastruktur nasional. 

"Ini menjadi langkah positif strategis yang dapat mendongkrak performa perseroan untuk saat ini maupun dalam jangka panjangnya. Posisi Pulau Jawa sebagai sentra aktivitas maupun mobilitas penduduk Indonesia terbesar akan menjadi keuntungan tersendiri bagi perseroan yang menyediakan bisnis konektivitas utama bagi mobilitas masyarakat yang ada di Pulau Jawa," tambah Myrdal.

Adapun, ekosistem META dan anak usaha saat ini telah memegang konsesi ruas Jalan Tol Serpong – Pondok Aren sepanjang 7,25 km, Ujung Pandang Seksi 1-3 dengan panjang 10 km, Ujung Pandang Seksi IV sepanjang 11,57 km, Jalan Akses Tol Makassar New Port sepanjang 3,2km, Tol Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) dengan panjang 38 km, serta ruas Tol Kebon Jeruk – Penjaringan (Jorr W1) sepanjang 9,7 km. 

Selain menjadi pemilik dan pengelola jalan tol, META dan anak usaha juga menggarap infrastruktur di bidang pengelolaan air bersih, energi terbarukan serta advertising dan pengelolaan parkir.

Berdasarkan laporan keuangan META periode 2023, total pendapatan mencapai Rp1,68 triliun, tercatat tumbuh 20,2% secara tahunan (yoy) ketimbang periode sebelumnya senilai Rp1,4 triliun.

Pendapatan terkhusus jasa pengelolaan jalan tol META pun bertumbuh 21,12% yoy menjadi Rp1,39 triliun, ketimbang capaian tahun sebelumnya senilai Rp1,15 triliun. Namun, laba tahun berjalan periode 2023 tercatat minus ketimbang periode 2022 karena peningkatan beban keuangan.

"Dampak dari transaksi ini tidak hanya akan memperluas portofolio investasi perseroan, tetapi juga dapat memperkuat sinergi dan kolaborasi badan usaha milik pemerintah dan swasta dalam upaya memberikan layanan terbaik bagi pengguna jalan tol," tulis manajemen META dalam keterbukaannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper