Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bakal Pidanakan Boeing Akibat 2 Kecelakaan Fatal

Departemen Kehakiman AS akan menuntut Boeing dengan dakwaan penipuan kriminal.
Area kabin pesawat Alaska Airlines Penerbangan 1282 Boeing 737 Max 9 yang terpaksa melakukan pendaratan darurat./Reuters
Area kabin pesawat Alaska Airlines Penerbangan 1282 Boeing 737 Max 9 yang terpaksa melakukan pendaratan darurat./Reuters

Bisnis.comJAKARTA - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) akan menuntut Boeing Co. secara pidana dengan dakwaan penipuan atas dua kecelakaan fatal. Boeing harus memutuskan untuk mengaku bersalah atau menghadapi persidangan.

Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, Boeing diberi waktu hingga akhir minggu ini untuk menentukan sikap terhadap tuduhan tersebut. Informasi ini disampaikan kepada keluarga korban kecelakaan 737 Max dan pengacara mereka dalam pertemuan pada Minggu (30/6/2024). 

Departemen Kehakiman AS mengharuskan Boeing membayar denda tambahan sebesar US$243,6 juta, di atas US$243,6 juta yang telah dibayarkan dengan perjanjian penundaan penuntutan pada 2021. 

Akibatnya, Jumlah total denda kemudian mendekati US$500 juta, atau sekitar Rp8 triliun. Selain itu, Boeing diwajibkan menyewa pengawas perusahaan selama tiga tahun.

Kritik Terhadap Kesepakatan

Menurut email yang dilihat oleh Bloomberg, pertemuan hari Minggu (30/6) dihadiri oleh pejabat dari bagian penipuan Departemen Kehakiman dan Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Utara Texas.

Pengacara keluarga korban kecelakaan, Paul Cassell, mengkritik tawaran kesepakatan dari Departemen Kehakiman untuk Boeing sebagai "kesepakatan pembelaan yang manis." 

"Kesepakatan itu tidak akan mengakui, dengan cara apa pun, bahwa kejahatan Boeing telah menewaskan 346 orang," jelasnya dalam email, dan menuturkan bahwa keluarga dengan keras menolak kesepakatan pembelaan ini, dikutip dari Bloomberg, Senin (1/7).

Denda yang diminta oleh Departemen Kehakiman jauh lebih rendah dari tuntutan keluarga korban sebesar US$25 miliar, dengan kemungkinan penangguhan sebesar US$14 miliar hingga US$22 miliar jika Boeing menggunakan dana tersebut untuk memantau perusahaan independen dan meningkatkan program keselamatannya.

Departemen Kehakiman dan Boeing menolak berkomentar

Sebelumnya, diketahui bahwa Boeing tengah melakukan pembicaraan dengan Departemen Kehakiman untuk menyelesaikan dakwaan yang timbul dari kecelakaan tersebut, yang mencakup penunjukan pengawas perusahaan.

Pengakuan bersalah atas tuduhan pidana ini akan menjadi titik terendah dalam sejarah Boeing dalam seabad, yang dulunya dikenal dengan budaya kehati-hatian dan lugas. Hal ini juga mengancam kontrak pemerintah AS di tengah penurunan pendapatan bisnis komersial Boeing.

Hal ini muncul setelah insiden pesawat Boeing yang dioperasikan oleh Alaska Airlines Inc. pada Januari 2024 yang kehilangan empat baut pengaman, mengungkap serangkaian masalah kualitas di perusahaan tersebut dan memicu berbagai penyelidikan.

Sejak kecelakaan tersebut, saham Boeing turun sekitar sepertiga tahun ini. Perusahaan memperkirakan akan menghabiskan sekitar US$8 miliar uang tunai pada paruh pertama tahun 2024 karena perlambatan produksi. Federal Aviation Administration (FAA) membatasi produksi 737 Max dan meminta rencana menyeluruh untuk mengatasi masalah kualitas di pabriknya.

Di saat yang sama, Boeing sedang mengalami perombakan kepemimpinan saat mencari CEO baru untuk menggantikan Dave Calhoun, yang berencana mundur dari jabatan tersebut pada akhir 2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper