Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Sebut Program Makanan Bergizi Gratis Bantu Dongkrak Ekonomi RI ke 8%

Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan dampak program makan bergizi gratis terhadap pertumbuhan ekonomi RI.
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025 di rapat paripurna DPR RI, Senin (20/5/2024). Dok Youtube TV Parlemen
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025 di rapat paripurna DPR RI, Senin (20/5/2024). Dok Youtube TV Parlemen

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan program makan bergizi gratis menjadi salah satu kunci untuk mendorong ekonomi Indonesia ke level 8%. 

Sebagaimana diketahui, program makan bergizi gratis merupakan salah satu dari sederet program milik presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Sri Mulyani menyadari bahwa untuk menuju visi Indonesia Emas 2045, diperlukan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6%-8% dengan kualitas dan inklusifitas yang perlu diperbaiki. 

Maka untuk mencapai pertumbuhan ekonom yang tinggi ke level 8%, katanya, wajib adanya peningkatan kontribusi dari produktivitas. Hal ini dapat diperoleh melalui investasi SDM dan transformasi ekonomi.  

“Dengan demikian, program perbaikan SDM termasuk melalui program makanan bergizi dan perbaikan reforamsi kesehatan, perbaikan kualitas pendidikan, serta penyempuranan jaring pengaman sosial menjadi sangat penting dalam meningkatkan produktivitas SDM,” ujarnya dalam Rapat Paripurna DPR ke-19 Masa Persidangan V 2023-2024, Selasa (4/6/2024). 

Sri Mulyani memberikan perbandingan kepada para wakil rakyat di gedung parlemen tersebut, bahwa produktivitas menjadi penting agar Indonesia dapat menjadi negara maju dan terlepas dari Middle Income Trap (MIT). 

Seperti halnya Korea Selatan serta Taiwan yang konsisten berinvestasi terhadap SDM dan meningkatkan produktivitasnya. 

"Dalam 15 tahun menuju negara maju, investasi dan peranan sektor manufaktur di Korea Selatan tumbuh di atas 10% setiap tahunnya. Taiwan, untuk menjadi negara maju, investasi tumbuh 20% dan sektor manufaktur tumbuh di atas 8%,” ungkap Bendaraha Negara. 

Sejalan dengan hal tersebut, maka harus adanya pula perbaikan iklim investasi untuk meningkatkan peran investasi dan pertumbuhan manufaktur yang menjadi sektor kunci bagi perjalanan Indonesia menuju 2045. 

Adapun, pernyataan Sri Mulyani sebagai jawaban dari tanggapan sembilan fraksi di DPR atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025. 

Untuk periode 2025, Sri Mulyani bersama pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) pada 2025 sebesar 5,1% hingga 5,5%. 

Meski para fraksi menyoroti bahwa Indonesia butuh pertumbuhan lebih tinggi, Sri Mulyani menegaskan bahwa target tersebut cukup realistis. 

"Hal ini merupakan sebuah range pertumbuhan yang cukup ambisus, namun tetap realistis," tegas Sri Mulyani. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper