Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-blakan Sri Mulyani soal Tantangan Ekonomi RI, Meski Tumbuh 5,11%

Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ekonomi tumbuh 5,11%.
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret pada Senin (25/5/2024). Dok Kemenkeu RI
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret pada Senin (25/5/2024). Dok Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melihat meski ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 tumbuh 5,11% (year-on-year/yoy), pemerintah terus mengantisipasi risiko global ke depannya. 

Sri Mulyani menuturkan saat ini masih terdapat risiko global mulai dari arah kebijakan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) yang sangat tidak pasti, eskalasi tensi geopolitik, serta disrupsi rantai pasok global yang belum pulih.  

“Sebagai langkah antisipatif atas berbagai dinamika global tersebut, sinergi dan koordinasi dengan otoritas lain khususnya otoritas moneter dan sektor keuangan akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2024).  

Untuk itu, Bendahara Negara menekankan pemerintah akan terus melakukan monitoring dan asesmen terhadap potensi dampak dari dinamika global terhadap perekonomian domestik serta kondisi fiskal.  

APBN pun akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat dan momentum pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi domestik, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menuturkan pemerintah terus mencari sumber pertumbuhan baru.

Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal selanjutnya. 

Sua, sapaannya, berharap sumber pertumbuhan mulai dari produk dalam negeri, UMKM, hingga hilirisasi akan terus berlanjut memberikan dapmak terhadap ekonomi. Termasuk digitalisasi dan ekonomi hijau. 

“Dalam jangka pendek dan secara cepat, menurut saya, produk dalam negeri kita genjot, kita beli, makanya salah satu pesan kita, APBN dan APBD mengutamakan produk dalam negeri yang berasal dari UMKM kita, itu sumber pertumbuhan ekonomi yang besar pada tahun ini,” ungkapnya di JCC, Senayan, Senin (6/5/2024). 

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang ini melaporkan per kuartal I/2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,1% (yoy), terutama ditopang oleh permintaan domestik yang kuat dan dukungan APBN melalui belanja pemilu dan bansos. 

Di sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh masing-masing 4,9% dan 24,3% (yoy).  

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih kuat terutama didorong oleh terkendalinya inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi selama Ramadan, kenaikan gaji ASN, dan pemberian THR.

Meski demikian, capaian pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dari proyeksi Sri Mulyani di angka 5,17% (yoy). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper