Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bawang Merah Naik Gila-gilaan, Pedagang Pasar: Pasokan Minim

Pedagang pasar membeberkan bahwa harga bawang merah saat ini telah naik 100% dari harga normal.
Petani menjemur bawang merah di desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Petani menjemur bawang merah di desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang pasar membeberkan bahwa harga bawang merah saat ini telah naik 100% dari harga normal. Pemerintah diminta mempercepat distribusi bawang merah ke pasaran.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, harga bawang merah di pasar rata-rata tembus di angka Rp80.000 per kilogram. Menurutnya, harga bawang merah tersebut sudah naik dua kali lipat dari biasanya.

"Bawang merah terpantau sudah naik menjelang Idulfitri dan berlanjut di pasca-Idulfitri sampai saat ini," ujar Abdullah dalam keterangan resmi, Rabu (24/4/2024).

Dia mengakui bahwa tingginya harga bawang merah dipicu oleh pasokan yang minim akibat bencana banjir. Menurutnya, selama ini para pedagang di Jabodetabek rata-rata mendapatkan pasokan bawang merah dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Brebes, Demak, Grobogan, Pati, Nganjuk, dan daerah sentra produksi lainnya di Pulau Jawa.

"Kegagalan produksi di beberapa titik wilayah produksi sehingga menyebabkan pasokan tidak sebanyak sebelumnya," ucapnya.

Oleh karena itu, untuk stabilisasi harga dalam jangka pendek, Ikappi mendesak pemerintah agar mempercepat distribusi bawang merah dari wilayah produksi di luar Pulau Jawa ke daerah dengan kebutuhan tinggi seperti Jabodetabek dan sekitarnya. 

"Kami tawarkan adalah mendorong agar produksi yang ada di Solok, Sumatra Barat dan di Bima, NTB untuk bisa di subsidi silangkan ke Jabodetabek sehingga pasokan relatif melimpah di pasar, jika itu bisa dilakukan maka kami meyakini harga akan terdorong turun," jelasnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan bahwa kenaikan harga bawang merah disebabkan cuaca hujan hingga menyebabkan gagal panen di petani.

Dalam catatannya, banjir di wilayah sentra bawang merah sepanjang Pantai Utara (Pantura) seperti Cirebon, Brebes, Kendal, Demak, Grobogan, dan Pati, telah menyebabkan hambatan produksi.

Banjir yang terjadi pada Maret 2024, telah menyebabkan 2.500 hektare dari 7.500 hektare lahan yang terdampak banjir terkena puso atau gagal panen.

Di sisi lain, pasokan bawang merah ke tingkat grosir di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) per 17 April 2024 tercatat sebanyak 60 ton per hari atau turun 38,78% dari kondisi normal sebanyak 98 ton per hari.

Kendati begitu, Ketut mengeklaim pihaknya terus berupaya untuk menstabilkan harga dengan memeratakan distribusi bawang merah.

Menurutnya, Bapanas telah memfasilitasi distribusi bawang merah dari wilayah surplus ke wilayah defisit, misalnya dari Brebes ke Kalimantan Timur, dan dari Solok ke PIKJ.

"Kita lakukan distribusi karena memang harganya rendah di sana, kemudian kita distribusikan ke wilayah yang harganya relatif lebih tinggi sehingga harga mudah-mudahan kembali normal di bulan berikutnya," kata Ketut dalam rapat pengendalian inflasi daerah secara virtual, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (22/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper