Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Wanti-Wanti Tekanan Inflasi April 2024 Masih Tinggi, Ini Sebabnya

Ekonom memprediksi inflasi Indonesia pada April 2024 masih tinggi, bertepatan dengan momentum Idulfitri atau Lebaran.
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat inflasi Indonesia pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,52% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau mencapai 3,05% secara tahunan (year-on-year/yoy). Ekonom memprediksi inflasi pada April 2024 masih tinggi.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa realisasi inflasi pada Maret 2024 masih berada dalam kisaran target tahun ini yaitu 1,5%-3,5%. 

Namun demikian, imbuhnya, angka ini merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2023, dengan harga-harga pangan mengalami kenaikan paling signifikan dalam 18 bulan terakhir, bertepatan dengan bulan puasa Ramadan dan sebelum perayaan Idulfitri atau Lebaran.

Peningkatan inflasi pada Maret 2024 terutama didorong oleh inflasi harga bergejolak, khususnya harga makanan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di sisi penawaran dan permintaan.

Josua mengatakan pasokan bahan makanan domestik terus terganggu akibat dampak El Nino yang masih berlangsung, meskipun pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, sementara permintaan bahan makanan meningkat karena dampak musiman dari bulan Ramadan. 

“Secara historis, periode Ramadan dan Idulfitri berkontribusi terhadap inflasi yang tinggi, menyusul lonjakan permintaan konsumen selama periode tersebut,” kata Josua, Selasa (2/4/2024).

Menurutnya, masih terdapat potensi berlanjutnya risiko inflasi jangka pendek, terutama pada April 2024 yang bertepatan dengan momentum Idulfitri.

“Mengikuti tren historis, kami mengantisipasi bahwa inflasi akan tetap tinggi pada April 2024 atau selama libur panjang Idulfitri sebelum secara bertahap mereda pada Mei 2024 seiring dengan berkurangnya tekanan inflasi yang berasal dari permintaan musiman yang meningkat,” jelasnya.

Dia memperkirakan, risiko inflasi terkait harga pangan akan berkurang seiring dengan berkurangnya efek El-Nino pada semester kedua 2024. 

Akan tetapi, tekanan inflasi pada semester II/2024 dapat muncul dari inflasi inti akibat penerapan cukai plastik dan minuman kemasan berpemanis. Dengan demikian, Josua memperkirakan tingkat inflasi pada akhir 2024 berpotensi mencapai 3,08%.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan bahwa laju inflasi terus meningkat secara konsisten yang terutama didorong oleh kenaikan harga pangan, hampir mencapai batas atas target Bank Indonesia sebesar 1,5%-3,5%. 

Andry memperkirakan tingkat inflasi akan meningkat secara moderat menjadi 3,19% pada 2024. 

Dia mengatakan faktor musiman seperti musim panen dapat meningkatkan stok dalam negeri sehingga dapat membantu memenuhi permintaan dan menjaga harga. Hal ini mulai terlihat dari harga beras yang mulai menunjukkan perlambatan, yang sebelumnya meningkat drastis.

Dengan demikian, imbuhnya, secara bertahap Indonesia akan memasuki masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.

“Secara keseluruhan, kami memperkirakan tingkat inflasi dapat meningkat secara moderat menjadi 3,19% pada 2024, dari 2,61% pada akhir 2023, tetapi akan tetap berada pada tingkat yang terkendali,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper