Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Kini Lebih Dilirik Investor Asing Dibanding India

Analis global menilai investor mulai tertarik dengan dengan “narasi” bahwa dukungan kebijakan China akan cukup untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi.
PLTU Wujing di Shanghai, China pada Rabu (24/1/2024). - Bloomberg/Raul Ariano
PLTU Wujing di Shanghai, China pada Rabu (24/1/2024). - Bloomberg/Raul Ariano

Bisnis.com, JAKARTA - Strategi investasi global yang menganjurkan untuk membeli saham dari India dan menjual saham China kini telah bergeser.

Perubahan ini menunjukan bahwa investor tertarik dengan “narasi” bahwa dukungan kebijakan China akan cukup untuk menghidupkan kembali pertumbuhan. Sementara itu, bank-bank besar Wall Street terus menempatkan India sebagai destinasi investasi kunci untuk dekade berikutnya. 

“Seiring dengan harga China yang semakin murah, beberapa investasi kami di China menjadi kurang berharga namun alasan investasi untuk investasi tersebut meningkat,” jelas kepala pasar negara berkembang di Lazard Asset, James Donald, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/4/2024). 

Lanjutnya, portfolio fund manager China dikatakan selaras dengan bobot indeks. Sementara India telah menjadi sumber atribusi negatif untuk portofolionya, karena valuasinya yang kaya. 

Menurut HSBC Holdings Plc., Lebih dari 90% dana pasar negara berkembang telah menambah kembali posisi mereka ke saham China yang sebelumnya berada di bawah bobot, sembari mengurangi eksposur ke India. 

Kemudian, investor global juga telah menjadi pembeli bersih saham China daratan melalui Hong Kong exchange link selama dua bulan berturut-turut pada Maret 2024. Hal ini sebagai sebuah prestasi yang tidak terlihat pada Juni dan Juli 2024. 

Berdasarkan kinerja, indeks MSCI China juga memperoleh kenaikan lebih dari dua kali lipat yang dicatat oleh indeks India sejak Februari 2024. Hal ini berkat adanya dorongan dari stimulus China dan reli di India telah mereda. 

“Kami telah memposisikan India sebagai sumber pendanaan untuk beberapa tema menarik yang kami temukan di Tiongkok, terutama yang berkaitan dengan swasembada dan lokalisasi,” jelas  manajer portofolio Vivek Dhawan.

Tambahnya, Dhawan mengatakan bahwa pihaknya menambahkan nama-nama dalam rantai pasokan semikonduktor, karena China akan meningkatkan belanjanya di sektor tersebut. 

Para investor kini lebih optimis terhadap perekonomian China, setelah indeks manajer pembelian manufaktur resmi (PMI) China mencatat angka tertinggi dalam satu tahun. Hal ini telah menjadi pencapaian baru di perekonomian negara tersebut, di samping kuatnya ekspor dan kenaikan harga konsumen. 

Namun, untuk jalur kedepannya dinilai masih belum pasti. Masalah properti masih menjadi beban negara tersebut dan pendapatan yang diperoleh terlihat beragam. Contohnya,  BYD Co., Wuxi Biologics Cayman Inc., dan China Mengniu Dairy Co. melaporkan data yang mengecewakan. 

Tetapi beberapa investor juga yakin dengan tekad China untuk menghidupkan kembali pertumbuhan dan menghentikan kejatuhan saham. 

“Jalan China adalah mendukung lingkungan ekonomi yang lebih kuat dan lebih banyak sentimen positif terhadap aset berisiko dalam 12 bulan mendatang,” jelas kepala investasi solusi multi-aset di Manulife Investment, Nathan Thooft.  

Direktur investasi di abrdn,  Xin-Yao Ng, berpendapat bahwa China kini adalah negara yang murah dan adanya potensi tawar-menawar, namun tetap selektif. India dinilai memiliki sejarah struktural yang baik selama kebijakan kontraktif Presiden Narendra Modi masih berlaku. Namun penilaiannya mahal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper