Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom melihat aksi wait and see para investor yang terjadi sebelum Pemilihan Umum (Pemilu), telah berangsur pulih sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai mengumumkan perhitungan cepat.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bidang Industri, Perdagangan, dan Investasi Ahmad Heri Firdaus melihat terlebih dengan sudah ditetapkannya pemenang secara resmi, semakin memberikan kepercayaan kepada investor.
“Dengan adanya keputusan yang pasti, maka akan membuat iklim yang lebih memastikan bagi dunia usaha,” ujarnya, Kamis (21/3/2024).
Meski demikian, aksi tersebut belum sepenuhnya hilang. Heri mengatakan investor masih menunggu arah kebijakan dari pemimpin baru pengganti Joko Widodo (Jokowi) tersebut.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka secara resmi menjadi pemenang dalam kontestasi politik tahun ini.
Mengintip kebijakan investasi sektor riil milik pasangan nomor urut 02 tersebut, Prabowo berjanji menyiapkan insentif yang menggiurkan.
Baca Juga
Tertulis dalam dokumen Visi Misi dan Program Prabowo-Gibran, upaya ekstensifikasi dan intensifikasi reformasi perpajakan agar menjadi stimulan lebih bagi dunia usaha untuk meningkatkan daya saing dan investasi di sektor riil.
Selain itu, pangan presiden dan wakil presiden tersebut berencana merevisi semua tata aturan yang menghambat untuk meningkatkan investasi baru di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menyampaikan salah satu komitmen dari penerus Jokowi, yakni kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), investor akan melihat sejauh mana realisasi pembangunan tersebut.
Investor butuh kepastian bukan hanya dari pembangunan infrastruktur, namun juga tingkat keterisian IKN atau penduduk secara permanen.
Dari sisi investasi portfolio, Faisal juga melihat investor mulai tancap gas sejak perhitungan cepat dilakukan.
“Kita bisa melihat tingkat wait and see mulai berkurang dari hasil quick count. Reaksi dari pada pasar di pasar modal rata-rata positif,” ujarnya, Rabu (20/3/2024).
Senada dengan Heri, Faisal turut menilai investor akan memantau bagaimana nanti kabinet beserta tim ekonomi akan terbentuk. Hal ini akan mempengaruhi secara signifikan kepercayaan investor.
Investor Global Khawatir
Investor global dikabarkan mulai meragukan obligasi Indonesia karena janji pemilu telah memicu kekhawatiran anggaran yang meningkat.
Melansir dari Bloomberg, Kamis (21/3/2024), janji tersebut adalah makan siang gratis yang diperkirakan mencapai Rp460 triliun (US$29 miliar), lebih besar dari seluruh defisit anggaran 2023. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan pengeluaran yang berlebihan.
Tercatat sebanyak US$1,1 miliar modal asing telah keluar (capital outflow) dari pasar obligasi Indonesia sejak pemungutan suara Pilpres 2024 yang ditutup pada 14 Februari 2024. Dalam 20 hari sejak hari itu, modal asing tercatat rutin keluar selama 16 hari.
Pakar strategi dari Goldman Sachs Danny Suwanapruti, dalam sebuah catatan minggu lalu, mengungkapkan bahwa investor yang menyalurkan modalnya di pasar negara berkembang telah menyatakan kekhawatirannya.
"Investor menyatakan kekhawatiran mereka atas potensi pelonggaran fiskal oleh pemerintahan baru yang akan datang, karena mereka menjanjikan program makan siang gratis selama kampanye Prabowo-Gibran tanpa perincian tentang bagaimana program tersebut akan dibiayai," tulisnya.