Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Rebound Setelah Empat Hari Melesu

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2024 menguat 0,94% atau 0,73 poin.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah telah meningkat setelah empat hari mengalami kerugian akibat laporan industri yang menunjukan penurunan stok minyak mentah AS, mengimbangi pemangkasan OPEC+ yang tidak stabil. 

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (13/3/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2024 menguat 0,94% atau 0,73 poin menjadi US$78,29 per barel pada pukul 16.02 WIB.  

Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Mei 2024 juga menguat 0,93% atau 0,76 poin ke US$82,68 per barel.

Harga minyak menurun pada Selasa (12/3) setelah OPEC+ mengatakan pemangkasan pasokannya terbaru telah terhenti karena Irak memproduksi di atas kuota untuk bulan kedua, meskipun kontrak berjangka acuan tetap berada dalam kisaran perdagangan yang ketat sepanjang 2024.

Tak hanya itu, terdapat juga faktor inflasi Amerika Serikat yang meningkatkan sehingga membuat jalan kebijakan moneter menjadi membingungkan.

Kemudian, menurut sumber, American Petroleum Institut (API) juga melaporkan persediaan minyak mentah menurun 5,5 juta barel pada minggu lalu. Penurunan ini menjadi yang pertama kalinya dalam tujuh minggu, jika dikonfirmasi oleh data pemerintah AS pada Rabu (13/3).

Berdasarkan angka API, stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma juga menurun hampir sebesar 1 juta barel. 

“[Angka-angka API juga memberikan] pandangan yang lebih optimis terhadap permintaan minyak,” jelas ahli strategi pasar di IG Asia Pte di Singapura, Jun Rong Yeap. 

Lanjutnya, dia mengatakan bahwa pemicu bullish yang dapat membantu minyak keluar dari kisaran ketatnya diperkirakan datang dalam bentuk ketegangan geopolitik yang meningkat atau perekonomian China yang membaik. 

Badan Informasi Energi (EIA) juga mengatakan pada Selasa (12/3) bahwa produksi minyak AS pada 2024 akan meningkat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Hal ini akan membantu meredam pasokan global menimbang penurunan produksi OPEC+. 

EIA juga memproyeksi hal tersebut dalam Short-Term Energy Outlook (Prospek Energi Jangka Pendek) dan meningkatkan perkiraan produksi pada 2025 sebesar 1,2%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper