Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wanti-wanti BPS soal Harga Beras Kala Produksi Diramal Anjlok

Produksi beras yang diproyeksi susut 2,28 juta ton berpotensi kembali mengerek harga beras bila tidak diantisipasi dengan baik oleh pemerintah
Pedagang menata beras di salah satu agen beras di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata beras di salah satu agen beras di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut potensi produksi beras pada periode Januari-April 2024 diperkirakan sebesar 10,71 juta ton, turun 2,28 juta ton atau 17,52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurunnya produksi beras seiring dengan menyusutnya luas panen pada periode tersebut yang diprediksi sebesar 0,69 juta hektare atau turun 16,48% dibandingkan periode yg sama tahun lalu. Luas panen pada periode Januari-April 2024 diperkirakan seluas 3,53 juta hektare. 
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah tak memungkiri penurunan produksi beras dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan sehingga pedagang merespons kondisi ini dengan menaikkan harga beras untuk mengompensasi pasokan pada periode berikutnya.
Namun, menurutnya, harga beras tidak akan naik drastis jika pasokan beras terjaga dan distribusi tidak terganggu.
“Di sinilah peran upaya pengendalian inflasi,” kata Habibullah dalam konferensi pers Jumat (1/3/2024).
Adapun, komoditas beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32% pada Februari 2024. Komoditas ini memberikan andil inflasi terbesar, baik secara month-to-month (mtm) maupun year-on-year (yoy). Secara bulanan, komoditas ini memberikan andil sebesar 0,21%, sedangkan secara tahunan sebesar 0,67%.
“Secara umum kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi, sedangkan harga beras di satu provinsi lainnya menunjukkan penurunan,” ungkap Habibullah.
Saat ini, harga beras melonjak di semua rantai distribusi. Habibullah mengatakan, harga beras di tingkat penggilingan pada Februari 2024 naik Rp14.274 per kilogram atau 6,76% dibandingkan bulan sebelumnya. 
Di tingkat grosir, harga beras bergerak naik sebesar 5,96% dari bulan sebelumnya, menjadi Rp14.398 per kilogram. Di tingkat eceran, harga beras telah menyentuh level Rp15.157 per kilogram pada Februari 2024.
Kenaikan harga beras di berbagai rantai distribusi ini terjadi seiring dengan kenaikan harga gabah di tingkat petani. BPS mencatat harga gabah kering panen (GKP) naik sebesar 4,86% secara mtm menjadi Rp7.261 per kilogram. 
Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) dilaporkan naik menjadi Rp8.591 per kilogram atau 6,13% dari bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper