Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Barat terus berlanjut.
Bendungan pertama di Sulbar ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 yang bertujuan untuk menambah jumlah tampungan air guna mendukung program ketahanan pangan dan air.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan proyek Bendungan Budong-Budong dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan infrastruktur air, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing.
"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya, sehingga bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat bagi masyarakat, karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Basuki, dikutip Minggu (25/2/2025).
Dalam hal ini, pembangunan dlilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Adapun, bendungan ini memiliki kapasitas tampungan 65,18 juta m3.
Ke depannya, Bendungan Budong-Budong dapat mendukung pengembangan Daerah Irigasi (DI) Budong-Budong seluas 3.577 hektare. Bendungan Budong-Budong juga memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik.
Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan, konstruksi pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai sejak Desember 2020.
"Progres konstruksi pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Barat saat ini adalah 27%," ujarnya.
Kontraktor pelaksana proyek ini yaitu PT. Brantas Abipraya- PT. Bumi Karsa, KSO dan Konsultan Supervisi PT. Indra Karya - PT. Tuah Agung Anugrah - PT. Ciriajasa E.C, KSO dengan kontrak sebesar Rp1,02 triliun.
Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan mereduksi 60% dari 341,59 m3/detik menjadi 106,76 m3/detik.