Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo memberikan perkembangan terbaru terkait rencana pemerintah untuk memasukkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) ke PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney.
Tiko mengatakan, Garuda Indonesia akan segera bergabung di bawah naungan InJourney. Pihaknya menargetkan GIAA sudah masuk sebagai bagian dari InJourney pada tahun ini.
“Iya, tahun ini [bergabung dengan InJourney],” kata Tiko di Jakarta, dikutip Selasa (20/2/2024).
Sebagai informasi, InJourney merupakan holding BUMN pada sektor pariwisata dan aviasi. InJourney telah memiliki sejumlah subholding, diantaranya adalah InJourney Airports untuk pengelolaan bandara, InJourney Airport Services yang mengelola bisnis kargo serta ground handling di bandara, dan lainnya.
Tiko menambahkan, proses restrukturisasi Garuda Indonesia juga telah rampung sepenuhnya. Dengan selesainya restrukturisasi, Tiko optimistis GIAA akan mencatatkan kinerja yang optimal pada laporan keuangannya.
“Garuda sudah tuntas restrukturisasi, nanti lihat laporan keuangannya bagus tahun ini,” tambahnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan berbagai strategi yang disiapkan perseroan antara lain yaitu menambah armada pesawat baru, memperbanyak rute internasional strategis, serta merampungkan kewajiban penyelesaian utang kepada para kreditur pasca-Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"Secara umum kinerja perseroan terus menunjukan outlook pemulihan yang menjanjikan. Dari segi pencatatan cash flow secara konsisten GIAA terus mencatatakan arus kas positif sejak dirampungkannya proses PKPU," ujar Irfan.
Lebih lanjut dia mengatakan, sejalan dengan akselerasi pemulihan pariwisata nasional, tahun ini daya beli masyarakat memiliki prospek yang menjanjikan berdasarkan statistik pergerakan wisatawan baik domestik dan mancanegara melalui penjualan tiket penerbangan sepanjang 2023.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan maskapai penerbangan global akan menerbangkan 4,7 miliar penumpang sepanjang 2024. Hal itu diyakini akan menjadi rekor angka tertinggi dalam penerbangan komersial yang melebihi angka sebelum pandemi sebesar 4,5 miliar penumpang pada 2019.
Sejalan dengan proyeksi IATA tersebut, Garuda Indonesia akan memaksimalkan peluang dari penerbangan internasional yang diprediksi akan segera pulih pada tahun 2024.
"Kami juga berupaya mengkaji rute-rute penerbangan internasional yang dapat dijajaki, ditambah frekuensinya, maupun membuka rute baru yang prospektif," katanya.