Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Saham Palantir dan Perusahaan Teknologi Pengaruhi S&P 500 serta Wall Street

Hanya ada sebagian saham-saham yang terdongkrak lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir, karena kinerja perusahaan teknologi.
Indekes S&P/- Reuters
Indekes S&P/- Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks S&P 500 mengalami sedikit perubahan pada Rabu (7/3/2024), dipicu oleh aksi jual imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dan kinerja perusahaan AI.

Pasar merespon kinerja saham Palantir Technologies dan juga muncul sentimen negatif dari kekhawatiran Federal Reserve mungkin tidak menurunkan suku bunga sebanyak yang diharapkan Wall Street.

“Pasar sedang mencoba untuk mengambil kesimpulan dari pernyataan Powell,” kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investment, Rabu (7/2/2024).

Indeks pasar dan respon pasar pada umumnya  berada di dekat garis datar, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,15%. Rata-rata Industri Dow Jones naik 65 poin, atau kurang 0.2%.

Kinerja saham Palantir Technologies melonjak 19% setelah perusahaan membukukan peningkatan pendapatan pada kuartal keempat. 

"Ada eksekusi yang tidak merata, serta perlambatan pada anggaran dan bisnis pemerintah, dan kurangnya daya tarik AI di Eropa. Namun, Palantir Technologies masih memiliki beberapa pekerjaan rumah untuk meningkatkan pendapatan," kata analis Mizuho, Matthew Broome, dikutip dari Reuters.

Saham Palantir merespon positif, kinerja perusahaan penyedia analisis data melonjak lebih dari yang mencatatkan kenaikan pendapatan 24% menjadi $608,4 juta hingga kuartal IV, dibandingkan $602,4 juta yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh LSEG. Angka ini sesuai dengan harapan.

Sementara itu, saham dari Spotify Technology melonjak lebih dari 6% setelah melampaui ekspektasi dan membukukan peningkatan pelanggan Premium.

Pada hari Senin, indeks S&P 500 telah kehilangan 0,3%, turun dari rekor tertinggi yang dicapai minggu lalu. Penurunan saham terjadi setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali bahwa penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan Maret tidak mungkin terjadi, dan seiring dengan naiknya imbal hasil obligasi.

Hanya ada sebagian saham-saham yang terdongkrak lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir, karena didorong oleh saham-saham raksasa teknologi yang terus melanjutkan kenaikannya sejak tahun 2023. 

Meskipun terdapat tren naik, beberapa investor telah menyatakan kekhawatiran mengenai apakah pasar dapat mempertahankan kenaikan tersebut di masa depan, dan memperingatkan kepemimpinan pasar yang sempit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper