Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos OpenAI Sam Altman Sebut Muslim Takut Bersuara soal Gaza di Medsos Karena Ini

Sam Altman mengatakan dirinya melihat komunitas Muslim dan Arab di industri teknologi merasa tak nyaman berbicara mengenai hal yang merujuk pada perang di Gaza.
CEO OpenAI sekaligus pendiri ChatGPT Sam Altman saat bertemu awak media di Jakarta, Rabu (14/6/2023). Bisnis/Hendri T Asworo
CEO OpenAI sekaligus pendiri ChatGPT Sam Altman saat bertemu awak media di Jakarta, Rabu (14/6/2023). Bisnis/Hendri T Asworo

Bisnis.com, JAKARTA – CEO OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa dirinya melihat anggota komunitas Muslim dan Arab di industri teknologi merasa tidak nyaman untuk berbicara tentang hal yang merujuk pada perang di Gaza.

Altman mengungkapkan dalam media sosial X, dirinya mendesak industri teknologi untuk memperlakukan anggota komunitas-komunitas tersebut dengan empati.

"Rekan-rekan Muslim dan Arab [terutama Palestina] di komunitas teknologi yang saya ajak bicara merasa tidak nyaman untuk berbicara tentang pengalaman mereka baru-baru ini, sering kali karena takut akan pembalasan dan prospek karir yang rusak," tulis Altman, dilansir dari Reuters, Sabtu (6/1/2024

Bos perusahaan pembuat ChatGPT yang didukung oleh Microsoft, yang merupakan seorang Yahudi, mendapatkan pertanyaan dari pengguna X, tentang bagaimana perasaan para komunitas Yahudi

"Saya seorang Yahudi. Saya percaya bahwa antisemitisme adalah masalah yang signifikan dan terus berkembang di dunia, dan saya melihat banyak orang di industri kami yang setuju dengan saya, yang sangat saya hargai. Saya melihat lebih sedikit dari itu untuk kaum muslim,” tuturnya. 

Para pendukung hak asasi manusia mencatat bahwa antisemitisme dan Islamofobia telah meningkat tajam di AS dan di sejumlah tempat lain sejak 7 Oktober ketika kelompok Hamas Palestina menyerang Israel dan menewaskan 1.200 orang. 

Serangan Israel selanjutnya terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 22.000 warga Palestina, hampir 1% dari 2,3 juta penduduknya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Sementara itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan pada Desember 2023 lalu, bahwa dalam dua bulan setelah perang dimulai, insiden-insiden yang dimotivasi oleh Islamofobia dan bias terhadap warga Palestina dan Arab meningkat 172% di Amerika Serikat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Anti-Defamation League mengatakan pada bulan Desember bahwa antara 7 Oktober dan 7 Desember, insiden antisemitisme di Amerika Serikat meningkat 337%.

Seperti halnya kejadian pada akhir November 2023 lalu, di mana tiga orang mahasiswa keturunan Palestina ditembak di Burlington, Vermont, AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper