Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemda Diminta Ancang-Ancang Amankan Stok Pangan Jelang Nataru

Pemerintah daerah diminta memperkuat stok pangan di pasar untuk mengantisipasi tingginya permintaan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi meminta pemerintah daerah memperkuat stok pangan di pasar untuk menghadapi permintaan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Adapun, daerah yang menjadi fokus penguatan stok pangan antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Dia pun menyoroti sejumlah pasar induk di Jabodetabek yang difokuskan untuk pengamanan stok pangan jelang Nataru, seperti Pasar Jaya, Pasar Tanah Tinggi, Pasar Induk Cibitung dan Pasar Induk Johar. Menurutnya, apabila stok pangan di pasar-pasar induk tersebut tersedia, maka suplai pangan untuk Nataru dipastikan aman.

"Ini penting, karena jika stok di Pulau Jawa aman, secara nasional juga bisa aman. Tentunya ini sebagai upaya kita mengendalikan inflasi dan harga pangan bagi masyarakat," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).

Adapun, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober secara nasional sebesar 2,56% (year-on-year/yoy) mengalami kenaikan dibandingkan inflasi pada September 2023 sebesar 2,28%.

Dia menyebut, beras masih menjadi penyumbang inflasi terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Oleh karena itu, dia mendorong kerja sama seluruh pihak untuk mendukung peningkatan produksi beras dalam negeri.

Menurutnya, pemerintah bersama Bulog telah berkoordinasi dengan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk meningkatkan stok beras di PIBC. Dia mengklaim, atas upaya itu harga beras kini mulai membaik dan stabil.

Selain itu, Arief juga menyoroti kondisi harga cabai yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir. Dia pun menilai bahwa strategi urban farming yang digagas Pemprov DKI Jakarta untuk menyiasati harga cabai di pasaran bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya.

"Kita harus hand in hand, termasuk dalam pengelolaan pasar. Ini supaya tidak terjadi disparitas harga yang mencolok antara satu pasar dengan pasar lainnya

Lebih lanjut, Arief yang juga merupakan mantan Dirut Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini pun mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM). Data Bapanas mencatat, per Oktober 2023, GPM telah digelar di 1.468 titik se-Indonesia.

Di sisi lain, Pemda juga diminta untuk mendorong Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) untuk menjaga stok dan harga pangan di daerahnya. Menurutnya, bagi Pemda yang mengalami keterbatasan anggaran untuk FDP, pihaknya siap untuk membantu fasilitasi. Dengan langkah-langkah tersebut, Arief optimistis inflasi pangan bisa terkendali saat Nataru.

"Mumpung kita masih ada waktu menjelang Nataru tahun ini, tolong dipastikan distribusi stok pangan dapat selesai tepat waktu. Kalau stoknya punya masa simpan lama yang panjang tidak ada masalah, terus di stok saja. Tapi kalau misalnya cabai yang tidak tahan lama, itu perlu diperhatikan," kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper