Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Diperkirakan di Bawah 3 Persen sampai Akhir Tahun

ingkat inflasi pada akhir tahun ini diproyeksikan masih berada di bawah 3 persen.
Ilustrasi inflasi atau kenaikan harga bahan-bahan pokok. Pelanggan memilih barang kebutuhan di salah satu ritel modern di Depok, Jawa Barat, Minggu (30/7/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi inflasi atau kenaikan harga bahan-bahan pokok. Pelanggan memilih barang kebutuhan di salah satu ritel modern di Depok, Jawa Barat, Minggu (30/7/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat inflasi pada akhir tahun ini diproyeksikan masih berada di bawah 3 persen.

Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI), Teuku Riefky memproyeksikan pada sisa tahun 2023, inflasi pada November 2023 tetap rendah mengingat penurunan harga BBM nonsubsidi di awal bulan dan akan meningkat pada Desember 2023 akibat pengaruh musim libur Natal dan Tahun Baru.

“Secara keseluruhan, inflasi pada tahun 2023 diperkirakan berada di bawah 3%, sesuai kisaran sasaran BI,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (22/11/2023).

Adapun, terganggunya produksi beras akibat fenomena El Nino telah menyebabkan tekanan inflasi yang tidak terlalu besar pada Oktober 2023 dengan inflasi umum tercatat sebesar 2,56% (y-o-y), dalam kisaran target BI. Neraca perdagangan pada bulan Oktober mencatatkan peningkatan surplus menjadi US$3,48 miliar didukung oleh penurunan ekspor dan impor yang tidak terlalu parah dibandingkan bulan sebelumnya.

Selain itu, rupiah menguat terhadap dolar AS setelah BI mengambil keputusan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan Oktober 2023 dan the Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunganya. The Fed kemungkinan akan mempertahankan tingkat suku bunga kebijakannya saat pertemuan Federal Open Market Committee, FOMC pada Desember 2023.

Meskipun tekanan terhadap Rupiah akibat ketidakpastian pasar global masih ada, kombinasi keempat faktor ini mengarahkan agar BI mempertahankan suku bunga pada 6,00% bulan ini.

Masih dalam kisaran target bank sentral dan sesuai ekspektasi pasar, inflasi umum tercatat sebesar 2,56% (y-o-y) pada Oktober 2023, sedikit meningkat dibandingkan September 2023 sebesar 2,28% (y-o-y). Inflasi umum telah berada dalam kisaran target BI selama tujuh bulan berturut-turut atau sejak Mei 2023 ketika inflasi mencapai batas atas kisaran target.

Seperti bulan sebelumnya, penyumbang utama inflasi pada Oktober adalah kenaikan harga pangan yang ditunjukkan dengan inflasi tahunan sebesar 5,41% (y-o-y) pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, memberikan kontribusi terhadap inflasi bulan Oktober sebesar 1,39%.

Secara bulanan, inflasi umum melambat menjadi 0,17% pada Oktober 2023 dari 0,19% (m.t.m) pada bulan sebelumnya, disebabkan oleh kenaikan harga beras dan harga bahan bakar non-subsidi.

Pada awal Oktober 2023, Pertamina menaikkan harga BBM non-subsidi antara lain Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Namun, dampak kenaikan harga BBM ini tidak terlalu besar karena Pertamina hanya menaikkan harga BBM non-subsidi yang tidak digunakan oleh sebagian besar konsumen dan kenaikan harga tersebut relatif kecil dengan rata-rata sebesar 5,55%.

Hal ini berbeda dengan bulan September tahun lalu ketika Pemerintah Indonesia menaikkan tidak hanya harga Pertamax tetapi juga bahan bakar bersubsidi Pertalite dan Solar, dengan kenaikan harga rata-rata sebesar 26,25%. Melihat komponen inflasi, harga diatur pemerintah mencatatkan inflasi sebesar 2,12% (y-o-y) pada Oktober 2023, meningkat dibandingkan September 2023 sebesar 1,99% (y-o-y). Secara bulanan, harga diatur pemerintah meningkat sebesar 0,46% pada Oktober 2023, naik dua kali lipat dibandingkan September 2023.

Inflasi inti tetap rendah sebesar 1,91% (y.o.y) pada Oktober 2023, melanjutkan tren penurunan sejak Januari 2023. Secara bulanan, inflasi inti tercatat sebesar 0,08% pada Oktober 2023, turun dari 0,12% pada September 2023. Penyumbang utama penurunan inflasi inti adalah harga perhiasan emas dan sewa rumah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper