Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8, Tanjung Lalang, Muara Enim, Sumatra Selatan dapat beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) pada triwulan IV/2023.
Target COD itu mengalami kemunduran dari rencana awal yang ditetapkan pada 7 September 2023.
“Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada triwulan IV/2023,” kata Corporate Secreatary PTBA Niko Chandra seperti dikutip dari siaran pers, Senin (30/10/2023).
Niko mengatakan, PLTU Sumsel 8 bakal menyerap sekitar 5,4 juta ton batu bara per tahun. Saat ini, kata Niko, kemajuan kontruksi telah mencapai 99 persen.
PLTU Sumsel 8 dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dengan nilai investasi US$1,68 miliar dengan skema pembiayaan ekuitas 25% dan utang 75%. Dengan estimasi rupiah Rp15.000 per dolar AS, nilai investasi PLTU Sumsel 8 berkisar Rp25,2 triliun.
HBAP merupakan konsorsium antara Bukit Asam dengan persentase kepemilikan 45% dan China Huadian Hongkong Company Ltd 55%. Konstruksi PLTU Sumsel-8 telah dimulai sejak Juni 2018, yang diharapkan beroperasi bulan depan.
Baca Juga
“Pembangunan PLTU yang nantinya membutuhkan sekitar 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 99%,” kata Niko.
PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2X660 megawatt (MW)memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang PLTU.
Pada 7 Mei 2023, penyaluran tegangan listrik (energize) untuk umpan tenaga listrik dari PLN (backfeeding power) dari jalur SUTET 275 kV Lumut Balai-Muara Enim ke PLTU Tanjung Lalang berhasil dilakukan, dilanjutkan uji komisioning seluruh mesin/peralatan sebelum masuk ke tahap operasional.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, kementeriannya bakal berkoordinasi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN terkait dengan penyaluran listrik pembangkit batu bara garapan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK) tersebut.
Jisman menerangkan, evakuasi listrik PLTU Mulut Tambang berkapasitas 2X660 megawatt (MW) tersebut bakal menggunakan transmisi 275 kV menuju ke sistem Lahat dan Gumawang.
Kendati demikian, dia mengatakan, persoalan transmisi ke depan mesti segera dituntaskan lantaran perbedaan pasokan dan permintaan listrik di Sumatra.
"Ke depannya memang ini perlu segera kita selesaikan terkait transmisi karena memang pusat listriknya ada di Sumatra bagian selatan, sementara demand listriknya itu berada di Sumatera bagian utara, sehingga mau tidak mau harus ada transmisi," kata dia.