Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Komoditas Global yang Perlu Diawasi Pekan Ini, Minyak hingga Kedelai

Berikut 5 komoditas yang dapat Anda perhatikan seminggu kedepan, Senin (23/10). Mulai dari minyak, logam, hingga kedelai.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas global akan dipengaruhi berbagai perusahaan besar dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan dan kinerjanya. Di sisi lain, konflik yang terjadi di Timur Tengah akibat perang Israel vs Hamas serta menjelangnya musim dingin yang akan segera tiba juga menjadi faktor pendorong harga komoditas global pada pekan ini. 

Salah satu contonnya, yaitu lonjakan harga minyak mentah yang juga terkait dengan ketegangan Timur Tengah. Sementara itu, volatilitas pasar gas alam karena akan menghadapi musim dingin dan aksi akuisisi Newmont Corporation dalam komoditas logam. 

Adapun, sektor pertanian diketahui bahwa adanya meningkatnya keuntungan penggilingan kedelai menjadi pakan ternak dan minyak goreng, serta meningkatnya permintaan dari industri biodiesel. Namun, ada kabar buruk yang berdatangan di industri energi surya.

Secara rincinya, berikut lima grafik kunci yang dapat Anda perhatikan dalam pasar komoditas global minggu ini, yang dikutip dari Bloomberg, Senin (23/10/23).

5 Komoditas Global yang Perlu Diawasi Pekan Ini

1. Minyak Mentah 

Berkat permintaan minyak yang mencapai rekor serta lonjakan harga minyak mentah telah mendorong saham energi Amerika Serikat (AS) mengalami pemulihan kuat di kuartal III/2023 dengan Indeks Energi S&P 500 menjadi yang paling baik di antara 11 saham S&P 500.

Investor diketahui akan berfokus pada proyeksi produksi serta asumsi untuk bulan-bulan mendatang karena ketegangan di Timur Tengah yang berpotensi membawa volatilitas harga lebih lanjut ke pasar dan menimbulkan pertanyaan tentang pasokan di masa depan. 

Terkait Exxon, analis juga ingin mengetahui lebih banyak soal akuisisi senilai US$60 miliar atau sekitar Rp956 triliun oleh Pioneer Natural Resources Co.

2. Gas Alam

Volatilitas pasar gas alam dapat terjadi lantaran musim dingin di belahan bumi utara segera tiba dan konflik Israel dan Hamas yang semakin memanas. International Gas Union menggambarkan hal ini dengan ‘kurangnya pasokan’.  

Kemudian, walaupun gambaran pasokan saat ini masih jauh lebih baik dari 2022 di Eropa, harga di wilayah tersebut masih berada di level tertinggi sepanjang sejarah. 

Selain itu, mengecilnya kesenjangan antara gas alam, yang dinyatakan dalam istilah setara minyak dan harga minyak mentah Brent, menandakan adanya peningkatan risiko yang mengguncang pasar. 

Harga kontrak berjangka Belanda pada November 2023, yang sebagai patokan Eropa, tetap terjaga karena cuaca yang sejuk. Namun, pasar bersiap-siap untuk pergerakan harga yang lebih tajam lagi, terutama jika cuaca menjadi lebih dingin. Hal ini akan meningkatkan permintaan bahan bakar untuk pemanas. 

3. Logam

Newmont Corporation, perusahaan raksasa AS, melakukan akuisisi Newcrest Mining Ltd, produsen emas terbesar Australia senilai US$15 miliar, atau sekitar Rp239 triliun, telah memberikan Newmont eksposur lebih besar pada tembaga, yakni logam, di mana permintaannya diharapkan melampui pasokan, seiring dengan peralihan dari bahan bakar fosil yang semakin cepat. 

Diketahui bahwa transaksi tersebut membantu memperkuat posisi global Newmont dibandingkan dengan pesaing tambang emas lainnya seperti Barrick Gold Corp., yang akan melaporkan hasil perusahaan pada minggu depan. 

4. Pertanian

Margin pengolahan kedelai adalah indikator penting untuk potensi keuntungan bagi para produsen. Keuntungan penggilingan kedelai menjadi pakan ternak dan minyak goreng telah meningkat sejak Juni 2023, karena buruknya panen di Argentina meningkatkan permintaan tanaman Amerika. 

Pada saat yang sama, meningkatnya permintaan dari industri biodiesel terbarukan dan panen raya di Brasil telah membantu meningkatkan margin. 

Kemudian, laporan pendapatan dari pedagang tanaman ADM dan Bunge akan memberikan investor wawasan lebih lanjut mengenai metrik tersebut, serta kinerja keseluruhan segmen agribisnis mereka. 

5. Energi Surya

Kabar buruk terus berdatangan pada energi surya. Diketahui pada minggu lalu saham SolarEdge Technologies Inc. menurun, setelah perusahaan memperingatkan bahwa pendapatan kuartal III/2023 jauh di bawah panduan mereka, dengan alasan pembatalan substansial dan penundaan pesanan. 

Adapun, hasil yang kurang baik dari SolarEdge menunjukan keprihatinan investor mengenai prospek pemasangan panel surya di atap, yang persediaannya menumpuk karena pelanggan potensial menghadapi biaya pinjaman yang lebih tinggi dan hambatan ekonomi lainnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper