Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Eskalasi Konflik Israel-Palestina, Investor Berbondong Borong Emas

Risiko geopolitik yang meningkat akan mendorong pembelian aset-aset seperti emas dan dolar AS
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Konflik di Israel pada akhir pekan lalu telah mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas. Para investor mencermati situasi di Timur Tengah dan mengukur risiko geopolitik tersebut terhadap pasar.

Melansir Reuters, Senin (9/10/2023), para analis mengatakan bahwa risiko geopolitik yang meningkat akan mendorong pembelian aset-aset seperti emas dan dolar AS, serta mendorong permintaan US Treasury yang telah dijual secara agresif.

Pada pembukaan perdagangan di Asia Senin ini, saham berjangka Amerika Serikat tercatat turun, sementara harga minyak mentah, emas, dan treasury mengalami kenaikan.

"Ini adalah contoh yang tepat mengapa orang membutuhkan emas dalam portofolio mereka. Ini adalah lindung nilai yang sempurna terhadap gejolak internasional," kata kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities Peter Cardillo.

Cardillo juga menyampaikan bahwa dolar AS juga akan diuntungkan dengan situasi tersebut.

"Setiap kali ada gejolak internasional, dolar menguat," kata dia.

Untuk diketahui, kelompok bersenjata dari kelompok Hamas menyerang Israel, peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, pada Sabtu (9/10/2023). 

Negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, mengecam serangan tersebut dan menjanjikan dukungan untuk Israel.

Pasar dalam beberapa pekan terakhir telah bereaksi terhadap ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. 

Imbal hasil obligasi tercatat telah meningkat dan dolar AS telah mengalami kenaikan beruntun. Sementara itu, saham-saham mengalami penurunan tajam pada kuartal ketiga, tapi stabil pada pekan lalu.

"Tampaknya Wall Street memiliki risiko geopolitik baru setelah Israel menyatakan perang dengan Hamas," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda di New York.

Para analis juga menyoroti dampak situasi geopolitik tersebut pada harga-harga energi. Harga minyak melonjak lebih dari US$4 per barel pada awal perdagangan Asia Senin ini.

"Apakah ini merupakan momen pasar yang besar atau tidak tergantung pada berapa lama hal ini berlangsung dan apakah pihak-pihak lain tersedot ke dalam konflik," kata kepala ekonom di Annex Wealth Management Brian Jacobsen, terkait situasi di Israel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper