Bisnis.com, JAKARTA – Pasar keuangan global yang sudah terguncang oleh kenaikan suku bunga, kini harus menghadapi ketidakpastian baru dari sisi geopolitik menyusul serangan Hamas terhadap Israel.
Seperti diketahui, konflik antara Israel dan kelompok Hamas asal Palestina memunculkan kekhawatiran baru dari para investor. Mereka, mayoritas akan menyoroti harga minyak mentah sebagai salah satu tolok ukur dampak terhadap pasar keuangan global.
Dampaknya terhadap pasar kemungkinan besar akan ditentukan oleh apakah konflik akan menyebar ke wilayah Timur Tengah lainnya. Sekadar informasi, Iran adalah produsen minyak utama dan pendukung Hamas.
“Krisis geopolitik di Timur Tengah biasanya menyebabkan harga minyak naik dan harga saham turun. Banyak hal akan bergantung pada apakah krisis ini akan menjadi gejolak jangka pendek. atau sesuatu yang jauh lebih besar seperti perang antara Israel dan Iran,” kata Ed Yardeni, presiden Yardeni Research Inc, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (9/10/2023).
Hal senada pun diungkapkan oleh Gonzalo Lardies, Senior Manajer Dana Ekuitas di Andbank. Menurutnya, konflik Hamas dan Israel akan menambah ketidakpastian di pasar, ketika menurunnya inflasi di sejumlah negara ekonomi utama tengah menjadi pusat perhatian investor.
“Kita dapat memperkirakan akan terjadi lonjakan volatilitas,” ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu Guillermo Santos dari iCapital berharap, konflik Israel dan Hamas tidak berdampak ke pasar keuangan dan stabilitas kawasan Timur Tengah.
“Jelas bahwa meluasnya konflik ini i ke negara-negara penghasil minyak, terutama Arab Saudi, dapat membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal dengan dampak inflasi yang negatif bagi negara-negara Barat. Dan nantinya akan ada kenaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih lama dan jatuhnya pasar saham,” jelasnya.
Di sisi lain, konflik yang terjadi antara kelompok Hamas dengan Israel diperkirakan dapat mempengaruhi para pelaku pasar. Salah satunya adalah meningkatnya daya tarik emas dan aset-aset safe haven lainnya seperti dolar AS.
Seperti dilansir dari Reuters, Minggu (8/10/2023), beberapa pengamat dan analis pasar memperkirakan, konflik yang terjadi di Palestina dan Israel itu dapat mendorong perpindahan portofolio investasi para pelaku pasar ke aset-aset safe haven.
Para analis menyebut, meningkatnya risiko geopolitik dapat mendorong pembelian aset-aset seperti emas dan dolar AS dan berpotensi meningkatkan permintaan surat utang AS, yang telah dijual secara