Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) masih mematangkan rencana pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Way Ratai di Lampung, termasuk mengenai target operasi komersial atau commercial operation date (COD) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Way Ratai.
Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan survei lanjutan untuk memperhitungkan waktu COD dapat dilaksanakan.
“Itu juga masih dibahas, kita masih lakukan survei lagi dulu,” kata Julfi saat ditemui, Selasa (19/9/2023).
Adapun, dalam proposal program kerja dokumen Penawaran Tahap Kedua Sampul 1 saat pelelangan wilayah kerja panas bumi Way Ratai, Lampung, PLTP Way Ratai diproyeksi beroperasi komersial pada 2032.
Blok panas bumi dengan potensi cadangan 105 megawatt (MW) ini pernah dilelang pada 2015 lalu dan dimenangkan oleh Konsorsium PT Optima Nusantara Energi dan Enel Green Power S.p.A pada 2016 dengan harga penawaran tenaga listrik US$13 sen per kWh.
Namun, konsorsium bernama PT Enel Green Power Optima Way Ratai itu memilih hengkang dan mengembalikan izin panas bumi WKP Way Ratai pada tahun lalu.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan konsorsium PGEO dan Chevron Geothermal sebagai pemenang lelang WKP Way Ratai, Lampung.
Ketetapan itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 118.K/EK.01/MEM.W/2023 tanggal 12 Juni 2023 Tentang Pemenang Pelelangan Wilayah Kerja Panas Bumi di Daerah Way Ratai.
Dalam pelelangan itu, konsorsium emiten berkode saham PGEO dan Chevron Gheotermal menyiapkan besaran komitmen eksplorasi mencapai US$28,85 juta atau setara dengan Rp431,01 miliar jika mengacu dengan asumsi kurs Rp15.134 per dolar AS.
Besaran komitmen konsorsium yang dipimpin perusahaan panas bumi Pertamina itu lebih tinggi dari yang ditawarkan kompetitor lelang, PT Ormat Geothermal Indonesia.
Adapun, perusahaan spesialis panas bumi Amerika Serikat itu menyanggupi komitmen eksplorasi di angka US$25,1 juta atau setara dengan Rp374,99 miliar.