Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Tinggi, Impor 400.000 Ton Rampung Akhir 2023

Bapanas memastikan impor beras 400.000 ton akan rampung pada akhir 2023 di tengah harga tinggi di pasar.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan sisa kuota impor beras 400.000 ton akan rampung sebelum akhir tahun di tengah harga yang tinggi di pasar.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa sisa kuota impor beras oleh Bulog harus datang sebelum 2023 berakhir. Adapun saat ini, impor beras Bulog telah terealisasi sebanyak 1,6 juta ton dari total penugasan 2 juta ton.

"Enggak boleh lebih dari 2023. Ini [impor] harus sebelum akhir tahun harus datang. Minggu ini bidding [menawar harga] mereka [Bulog]," ujar Arief saat ditemui di Gedung DPR-RI, Kamis (7/9/2023).

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan sisa kuota 400.000 ton beras bakal diimpor dari sejumlah negara seperti Pakistan, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Selain itu, Bulog juga bakal menjajaki peluang impor beras dari Kamboja.

"Dari mana saja negara untuk impor yang bisa untuk kita ambil," tutur Buwas saat ditemui di kesempatan yang sama.

Buwas menyebut ada sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli beras impor. Terutama faktor kualitas dan harga yang sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan Bulog.

"Sekarang akan kita jajaki, ada sebagian kalau jadi dari Kamboja. Jadi kita belum pasti karena kita memperhatikan kualitas, rasa dan harganya," kata Buwas.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (6/9/2023), pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori memperkirakan permintaan beras akan naik sekitar 10-15 persen di awal 2024 seiring adanya Pilpres serta periode Ramadan dan Idulfitri. Sementara stok cadangan beras pemerintah (CBP) Bulog saat ini sekitar 1,6 juta ton masih dianggap riskan.

Pasalnya, stok CBP tersebut harus dikeluarkan untuk bantuan sosial (bansos) selama September - November 2023 sekitar 640.000 ton. Selain itu, Bulog juga perlu terlibat dalam program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) hingga akhir tahun yang diperkirakan mencapai 150.000-200.000 ton.

Berdasarkan proyeksi kebutuhan beras itu, Khudori memperkirakan stok CBP di akhir tahun tinggal 750.000 - 800.000 ton dengan asumsi pengadaan dari dalam negeri tidak bertambah signifikan. Oleh karena itu, Khudori mengusulkan agar sisa kuota impor 400.000 ton bisa segera dieksekusi Bulog sebelum akhir tahun.

"Jika ada bansos, CBP bakal terus terkuras. Namun, harga beras kemungkinan akan stabil," kata Khudori.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper