Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan peringkat utang Amerika Serikat (AS) oleh Fitch Ratings dari AAA menjadi AA+ justru membuat lembaga pemeringkatan tersebut fokus pada negara yang bertahan dengan peringkat tertinggi.
S&P Global Ratings, Fitch dan Moody's Investors Service mencatat negara-negara yang memiliki peringkat kredit tertinggi adalah Jerman, Denmark, Belanda, Swedia, Norwegia, Swiss, Luksemburg, Singapura, dan Australia.
Penurunan peringkat oleh Fitch terhadap surat utang AS ini mengikuti pemangkasan oleh S&P pada 2011, sehingga Moody's menjadi satu-satunya perusahaan pemeringkat utama yang mempertahankan peringkat tertinggi untuk negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.
Fitch mengatakan bahwa pemangkasan ini mencerminkan kemerosotan fiskal yang diperkirakan akan terjadi dan meningkatnya beban utang pemerintah setelah berulang kali terjadi kebuntuan batas utang.
Berenberg Capital Markets sejauh ini melihat kekhawatiran bahwa lembaga-lembaga pemeringkat dapat mengalihkan pandangan mereka ke blok yang tersisa masih terlalu dini.
"Setiap negara berbeda, memiliki pola pertumbuhannya sendiri - struktur pajak dan pengeluarannya sendiri sehingga tidak menunjukkan adanya penularan ke negara lain. Tidak ada negara yang memiliki kekuatan seperti AS yang terpengaruh oleh hal ini,” kata ekonom senior Mickey Levy, dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/8/2023).
Baca Juga
Menurut seorang mantan trader, Kevin Muir, yang sekarang menulis buletin MacroTourist, surat-surat berharga AS terlalu banyak dimiliki oleh komunitas keuangan global dan penurunan peringkat ini dapat menyebabkan pembobotan ulang di antara beberapa investor terhadap aset-aset negara lain.
Namun bagi para pelaku pasar lainnya, hal ini tidak akan mengubah pandangan mereka mengenai AS. Dirinya pun mempertanyakan apakah Kanada benar-benar memiliki kredit yang lebih baik daripada Amerika Serikat atau Luksemburg?
"AS adalah kekuatan dominan di dunia, dan tentu saja mereka telah melakukan beberapa hal yang kurang bijaksana seperti mengacungkan senjata dan mengancam untuk menembak sistem keuangan mereka sendiri dengan gagal bayar, namun kita semua tahu bahwa pada akhirnya mereka akan membayar tagihan-tagihan mereka," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, AS sebelumnya terancam gagal bayar utang pada tenggat waktu 1 Juni 2023. Pada akhirnya, Presiden AS Joe Biden resmi menandatangani undang-undang (UU) yang menangguhkan pagu utang pemerintah AS sebesar US$31,4 triliun pada Sabtu, 3 Juni 2023 waktu setempat.