Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic berkunjung ke Indonesia untuk menindaklanjuti kesepakatan Perdana Menteri Albanese dan Presiden Joko Widodo dalam berkolaborasi pada ekosistem manufaktur kendaraan listrik dan baterai.
Husic menjelaskan bahwa Australia memiliki banyak lithium dan Indonesia memiliki banyak nikel. Menurutnya, jika Australia-Indonesia dapat bekerja sama, maka kedua negara memiliki sumber daya.
Ketika ditanya mengenai rincian kerjasama kedua negara, Husic menuturkan bahwa kunci saat ini adalah memberikan nilai tambah.
“Kuncinya sekarang adalah memberi nilai tambah, bukan hanya mengirimkan sumber daya. Bagaimana kita mengubahnya menjadi sesuatu yang menghasilkan lebih banyak, jelas dalam hal ini, baterai,” tuturnya ketika ditemui di rumah kediaman Duta Besar Australia di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Tak hanya itu, menurutnya hal ini bagus dalam pekerjaan yakni peluang manufaktur di Indonesia dan memberikan Indonesia platform ekspor yang hebat.
Husic mengungkapkan bahwa banyak bagian dari rantai nilai (value chain) baterai yang harus bergantung pada negara lain, sehingga konsentrasi rantai pasokan tersebut menjadi tantangan.
Baca Juga
“Jadi bagaimana kita bisa bekerja sama Indonesia-Australia di sisi valuasi. Inilah yang sedang kita bicarakan. Secara khusus, saya pikir tantangan langsung seputar pemrosesan,” ungkapnya.
Husic juga bertemu dengan beberapa perusahaan Australia di Indonesia. Husic menjelaskan bahwa perusahaan Australia di Indonesia juga melakukan breaking barriers atau membongkar hambatan untuk pendekatan pemrosesan baru yang sangat penting.
Target dan Ambisi Kedua Negara
Husic mengatakan bahwa rincian target dan beberapa langkah kedepannya saat ini sedang dikerjakan.
Menurutnya, dalam kerjasama tersebut perlu menemukan dahulu dasar yang dapat digunakan, dan ketika sudah dilakukan, maka tindakan tersebut akan lebih mudah untuk diidentifikasi.
Namun hal terbesar yang dia tekankan bahwa ada tekad dari kedua sisi negara untuk bekerjasama dan terdapat antusiasme yang lebih besar.
“Ini adalah momentum besar. Kita tidak ingin melewatkan dan kehilangan peluang yang ada,” pungkasnya.