Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani menuturkan sektor industri yang diprediksi akan berkembang di era ini.
Menurutnya, industri hijau seperti energi baru dan terbarukan (EBT), infrastruktur hijau dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) akan banyak diminati hingga masa mendatang.
"Semua arahnya sudah ke ekonomi hijau," kata Shinta saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Senin (10/7/2023).
Adapun yang menjadi fokus Indonesia dalam industri hijau adalah hilirisasi. Hal itu sudah terlihat dari pelarangan ekspor sejumlah bahan-bahan mentah oleh Presiden Joko Widodo. Hilirisasi disebut akan meningkatkan nilai tambah bagi industri hijau di Indonesia.
Selain itu, Shinta yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri ini melihat adanya transisi dari model industri padat karya ke industri padat modal. Pada industri padat modal, kemampuan tenaga kerja menjadi wajib ditingkatkan.
"Jadi setiap investasi Rp1 triliun itu sekarang 1/4 buat tenaga kerja," sebut Shinta.
Baca Juga
Peningkatan kemampuan tenaga kerja ke depannya dipersiapkan untuk mendukung industri hijau yang penuh teknologi. Dengan begitu, dia yakin, hilirisasi, industri hijau dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia menjadi langkah bagi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Sabtu (26/11/2023), pemerintah menyebut pemenuhan standar industri hijau bakal menjadi syarat bagi produk manufaktur Indonesia untuk bisa dipasarkan ke sejumlah negara tujuan ekspor.
Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi mengatakan penerapan standar industri hijau menjadi alat bagi industri manufaktur orientasi ekspor.
"Terutama terkait dengan praktik berkelanjutan dan manajemen risiko komoditas, sehingga menjadi daya saing tersendiri bagi industri nasional," kata Andi.
