Bisnis.com, JAKARTA -- Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII), PT Astra Land Indonesia (ALI) resmi mengakuisisi Jaya Mandarin Agung (JMA) selaku pengelola hotel bintang 5 di kawasan Bundaran HI Jakarta, Mandarin Oriental Jakarta.
Berdasarkan keterbukaan informasi pada Rabu (5/7/2023), ALI mengeluarkan dana akuisisi senilai US$85 juta atau setara dengan Rp1,27 triliun (kurs Jisdor RP15.018 per dolar AS). Dalam hal ini, ALI mengakuisisi 96,923 persen saham dari seluruh modal yang disetor di JMA.
Untuk diketahui, JMA awalnya merupakan bagian usaha dari Mandarin Oriental Holdings B.V, sebuah grup investasi dan manajemen hotel internasional.
Grup memiliki penyertaan ekuitas di sejumlah propertinya dan aset bersih yang telah disesuaikan senilai sekitar US$4,9 miliar per 31 Desember 2022. MOH merupakan anggota dari Jardine Matheson Group, konglomerat asal Britania Raya yang dimiliki oleh Keswick Family.
Adapun, proses akuisisi dilakukan ALI dengan tujuan pengembangan bisnis propertinya. Anak usaha Astra yang bergerak di bidang properti ini menilai aset properti milik JMA berada di lokasi strategis di tengah ibu kota Jakarta, Bundaran HI, Thamrin.
Aset properti milik pengelola Hotel Mandarin Oriental
Berdasarkan situs resmi Mandarin Oriental, hotel Mandarin Oriental di Jakarta adalah salah satu usaha perhotelan yang dijalankan oleh Mandarin Oriental Hotel Group yang berkantor pusat di Quarry Bay, Hong Kong. Grup tersebut tekah mengoperasikan 36 hotel dan 9 residensial di 24 negara dan wilayah.
Baca Juga
Mandarin Oriental Jakarta dibangun oleh emiten kontraktor, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. dan dikelola oleh PT JMA selaku bagian usaha dari Mandarin Hotel Group. Jaya Konstruksi memulai pembangunan hotel ini pada Januari 1976 dan rampung pada 1979.
The Business Times melaporkan kala itu pembangunan hotel Mandarin lebih cepat dibandingkan pembangunan hotel lainnya, karena hanya menghabiskan waktu 3 tahun. Hotel bintang 5 di pusat kota Jakarta itu memiliki 28 lantai dengan tinggi 89,9 meter ini menghadirkan 272 kamar.
Hotel Mandarin Oriental mulai dioperasikan secara umum sejak grand opening dilakukan oleh istri Menteri Luar Negeri RI Adam Malik, Nelly Malik pada September 1979. Awalnya, Mandarin Oriental Hotel memiliki 504 kamar. Namun, pada 2007 dilakukan renovasi sehingga menyusut menjadi 272 kamar.
Renovasi ini dilakukan untuk memutakhirkan interior yang dirancang oleh Lim, Teo & Wilkes. Pada 2009, renovasi selesai dan Mandarin Oriental Hotel kembali dibuka.
Kini, hotel Mandarin Jakarta dikenal sebagai salah satu hotel termewah di pusat kota, terletak sempurna di jantung kawasan keuangan, diplomatik, dan perbelanjaan jakarta. Posisinya dikelilingi oleh berbagai properti prestisius seperti Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Kempinski, UOB Plaza, dan lainnya.
Tipe kamar di hotel ini beragam dengan kisaran tarif mulai dari Rp2,7 juta per malam dan harga termahal Rp65 juta per malam. Fasilitas mewah yang melengkapi layanan hotel ini mencakup Cinnamon, Lyon, Li Feng, MO Bar, The Mandarin Cake Shop, dan Azure. Pengunjung juga dapat menggunakan ruang meeting hingga fasilitas olahraga dan spa.
Tak sedikit tokoh publik ternama dunia yang memilih Mandarin Hotel Oriental Jakarta sebagai tempat menginap. Pada tahun 2017, Presiden AS ke-44 Barrack Obama menetap di hotel tersebut.