Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Amerika Serikat (AS) terus melanjutkan tren penurunannya pada bulan Mei 2023, meskipun masih di atas target 2 persen The Fed.
Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/5/2023), inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,1 persen pada Mei 2023 dibandingkan bulan sebelumnya, setelah sebelumnya mengalami kenaikan 0,4 persen pada April 2023.
Sementara itu, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 4 persen pada Mei 2023 setelah sebelumnya menyentuh 4,9 persen pada bulan April.
Laju inflasi tahunan mencapai puncaknya yakni sebesar 9,1 persen pada Juni 2022, yang merupakan kenaikan terbesar sejak November 1981.
Laju inflasi AS ini lebih rendah dari proyeksi analis yang memperkirakan inflasi 4,1 persen yoy dan 0,2 persen mom.
Sementara itu, inflasi inti tahunan tercatat mencapai 5,3 persen yoy, sejalan dengan proyeksi analis dan lebih rendah dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 5,5 persen. Adapun inflasi bulanan tercatat sebesar 0,4 persen, sejalan dengan proyeksi analis dan sama dengan bulan sebelumnya.
Baca Juga
Ekonom Glodman Sachs Group dalam catatannya memperkirakan inflasi IHK inti bulanan akan menurun dalam beberapa bulan mendatang karena harga mobil bekas yang kembali menurun dan inflasi sewa melambat.
"Kami memperkirakan inflasi inti bulanan AS akan turun menjadi sekitar 0,25-0,30 persen pada paruh kedua tahun 2023," ucap ekonom Goldman Sachs, Spencer Hill dan Manuel Abecasis, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (13/6/2023).
Glodman Sachs Group juga memproyeksikan inflasi IHK inti tahunan sebesar 4,2 persen pada Desember 2023 dan 2,8 persen pada Desember 2024.
Inflasi AS melandai dapat menjadi dukungan kuat bagi Federal Reserve (The Fed) untuk menunda kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini.
Untuk diketahui, The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini, 13-14 Juni. Dalam pertemuan ini, para pejabat bank sentral juga akan memberikan pembaruan proyeksi laju suku bunga atau dot plot.