Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Global Tak Pasti, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 4,7-5,5 Persen

Perkiraan pertumbuhan ekonomi BI lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang lebih optimistis pada kisaran 5,3 hingga 5,7 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan dalam acara pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Mei 2023./ Youtube Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan dalam acara pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Mei 2023./ Youtube Bank Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai kisaran 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024.

Perkiraan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang lebih optimistis pada kisaran 5,3 hingga 5,7 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa perkiraan tersebut mempertimbangkan kondisi global yang masih tidak menentu.

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini BI perkirakan mencapai 2,7 persen dan meningkat tipis pada 2024 menjadi sebesar 2,8 persen. Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh perbaikan ekonomi China dan India dan sejumlah negara Asia lainnya. 

“Sementara itu, negara maju terjadi tanda-tanda perlambatan, bahkan risiko resesi masih terjadi di Amerika Serikat [AS] dan Eropa,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (30/5/2023).

Selain itu, BI memandang laju inflasi global ada kecenderungan menurun, khususnya di negara berkembang. Di sisi lain, laju inflasi global di negara maju diperkirakan turun lebih lambat. Hal ini mengakibatkan suku bunga acuan di negara maju tetap bertahan pada level yang tinggi.

“Di negara maju penurunan inflasi diperkirakan lebih lambat karena faktor tenaga kerja maupun masalah di sisi supply-nya, sehingga mendorong suku bunga di negara maju masih akan tinggi,” jelasnya.

Selain itu, Perry mengatakan bahwa risiko di pasar keuangan global saat ini juga cenderung meningkat, terutama disebabkan oleh kebangkrutan sejumlah bank regional di AS dan permasalahan negosiasi pagu utang AS yang masih berlangsung.

“Ini menimbulkan risiko pada pasar keuangan global yang meningkat dan nilai tukar dolar yang sangat kuat terhadap seluruh mata uang dunia termasuk juga terjadi pelemahan mata uang euro dan yen,  ini menjadi perhatian kami di BI,” kata Perry.

Di dalam negeri, Perry mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus membaik, utamanya didorong oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi, khususnya nonbangunan.

Dari sisi permintaan, ekspor juga diperkirakan tetap tumbuh positif sejalan dengan kenaikan permintaan global.

“Secara keseluruhan, kami perkirakan ekonomi 2023 tumbuh pada kisaran 4,5 hingga 5,2 persen dan akan meningkat pada 2024 ke kisaran 4,7 hingga 5,5 persen,” kata Perry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper