Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan aliran modal asing masuk atau capital inflow ke pasar obligasi dalam negeri telah mencapai Rp59 triliun sejak awal tahun hingga saat ini atau year-to-date (ytd).
Dia menambahkan bahwa pada April 2023 terjadi inflow ke pasar obligasi sebesar Rp4,16 triliun, sementara pada Mei 2023 terjadi aliran modal ke luar atau capital outflow senilai Rp1,43 triliun.
“Di pasar saham, kita juga mampu menarik capital inflow Rp23,29 triliun secara ytd dan secara bulanan Rp12,29 triliun per April masuk ke Indonesia untuk membeli saham-saham,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita yang digelar secara virtual, Senin (22/5/2023).
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengungkapkan aliran modal asing yang keluar dari pasar saham Indonesia tercatat mencapai Rp2,5 triliun selama Mei 2023.
Menkeu menambahkan bahwa investor perbankan dan Bank Indonesia (BI) masih mendominasi kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN).
Sementara itu, porsi kepemilikan asing mengalami sedikit kenaikan menjadi 15,20 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan akhir Desember 2022 yang mencapai 14,36 persen.
“Kepemilikan asing di dalam Surat Berharga Negara kita sedikit mengalami kenaikan dari 14,36 persen ke 15,20 persen. Ini tentu suatu yang menstabilkan karena pada saat yang sama, kepemilikan SBN masih paling besar di perbankan kita,” pungkas Sri Mulyani.
Di sisi lain, BI melaporkan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp8,33 triliun selama periode 15-19 Mei 2023.
Kepala Departemen komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan jumlah tersebut terdiri atas beli neto senilai Rp8,47 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,14 triliun di pasar saham.
Selain itu, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun sampai dengan 17 Mei 2023, aliran modal asing yang masuk pasar keuangan Indonesia mencapai Rp60,65 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp13,93 triliun di pasar saham.