Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan ban terbesar di Arab Saudi Kingdom Tyres mengajak perusahaan Indonesia untuk membangun pabrik ban di Arab Saudi. Hal tersebut seiring permintaan produk ban yang terus naik dari tahun ke tahun dan diproyeksikan bakal melonjak menjadi 72,32 juta uni per tahun pada 2032.
Keinginan tersebut telah ditindaklanjuti Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor Kemendag dengan melakukan pertemuan pada Kamis (11/5/2023) bersama beberapa perusahaan manufaktur ban terbesar di Indonesia yang sudah mengekspor produknya ke Arab Saudi.
“Kerja sama yang ditawarkan Kingdom Tyres kepada perusahaan di Indonesia yakni suplai bahan baku, tenaga profesional, dan tenaga teknis atau operator. Rencananya, Kingdom Tyres akan membangun pabrik ban di kota industri Yanbu, Arab Saudi,” ujar Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/5/2023).
Sekadar informasi, Kingdom Tyres telah menyampaikan ketertarikannya untuk menggandeng perusahaan Indonesia pada pertemuan bisnis antara Atase Perdagangan (Atdag) Riyadh Gunawan dengan CEO Kingdom Tyres Sulton Alkahtani pada Jumat (5/5/2023) di Riyadh, Arab Saudi.
Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama produk ban ke Arab Saudi. Selain itu, ada juga Tiongkok, Jepang, Korea, Thailand, Taipei, Amerika Serikat, Jerman, Vietnam, dan India.
Berdasarkan perhitungan dengan metode Compound Annual Growth Rate (CAGR), pada 2022, kebutuhan ban di Arab Saudi sebanyak 35,70 juta unit; pada 2021 sebanyak 33,05 juta; pada 2020 sebanyak 30,6 juta; tahun 2019 sebanyak 28,48 juta; tahun 2018 sebanyak 26,4 juta; tahun 2017 sebesar 24,4 juta; serta tahun 2016 sebesar 22,6 juta.
Baca Juga
“Ini artinya pertumbuhan permintaan produk ban mengalami peningkatan 8 persen per tahun. Sehingga diperkirakan pada 2032 nilai kebutuhan ban diperkirakan melonjak menjadi 72,32 juta unit/tahun,” tutur Gunawan.
Dubes RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad menambahkan, permintaan kebutuhan ban di Arab Saudi terus meningkat karena mayoritas masyarakat Arab Saudi menggunakan mobil sebagai alat transportasi.
“Saat berkendara menggunakan mobil, masyarakat Arab Saudi merasa nyaman dengan air conditioner (AC) khususnya di iklim Arab Saudi yang cukup panas, yaitu suhu harian rata-rata di atas 40 derajat celcius. Bahkan, saat puncak musim panas suhu mencapai 45─47 derajat celcius,” ujarnya.
CEO Kingdom Tyres Sulton Alkahtani menjelaskan, target pemasaran produk ban ini bertujuan memenuhi kebutuhan ban di wilayah Gulf Cooperation Council (GCC), Asia Selatan, Eropa, dan Afrika untuk supremasi pembuatan ban. Didorong oleh "Visi 2030" Arab Saudi, Kingdom Tyres diharapkan akan menjadi pemimpin global di industri ban melalui inovasi, keberlanjutan, dan diversifikasi.
“Kami akan memprioritaskan perusahaan ban dari Indonesia sebagai mitra kerja sama. Selain itu, kami juga telah mempersiapkan diri dengan meluncurkan terobosan revolusi di industri ban Arab Saudi bersama dengan calon mitra dari Indonesia,” ungkap Sulton.
Untuk membangun industri manufaktur ban yang maju di Arab Saudi, lanjut Sulton, Kingdom Tyres telah bermitra dengan High Institute for Elastomer Industries (HIEI) yang merupakan afiliasi dari SABIC dan Exxon Mobil. HIEI berdedikasi dalam menyediakan tenaga profesional yang akan mengoperasikan teknologi manufaktur ban yang berkualitas tinggi, riset dan pengembangan, serta konsultasi dan layanan pengujian terbaru dalam hal teknologi.
Kingdom Tyres adalah anak perusahaan dari Kingdom Group, yaitu sebuah perusahaan investasi yang mempunyai pengalaman bertahun-tahun di bidang manufaktur seperti cat, periklanan, perusahaan baja, perusahaan real estat, pembuatan moduler-moduler listrik untuk perumahan, energi terbarukan, dan konstruksi kereta api metro.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemendag, pada periode Januari ̶Maret 2023, total perdagangan nonmigas Indonesia dan Arab Saudi senilai US$0,74 miliar. Nilai ini naik 12,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar US$0,66 miliar.
Sementara itu, total perdagangan nonmigas pada 2022 sebesar US$2,93 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Arab Saudi senilai US$2,02 miliar dan impor Arab Saudi ke Indonesia senilai US$0,91 miliar.