Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal adanya dokter yang sering marah-marah hingga mengeluh di group WhatsApp dan media sosial TikTok.
Dia menilai perbedaan yang terjadi sebenarnya hal yang biasa sehingga tak perlu diperdebatkan apalagi oleh dokter yang masuk kalangan terpelajar atau civilized.
“[Kalau ada masalah] ya diomongin ajalah gak usah marah-marah, gak usah benci-benci apalagi sampai hate-hate. Kemudian sampai mencaci maki. Menurut saya, itu gak civilized,” ujarnya saat memberi kata sambutan dalam acara Launching Beasiswa Fellowship Luar Negeri Kemenkes, Senin (8/5/2023).
Justru, Sri Mulyani menilai perbedaan sebagai sebuah berkah karena semua pihak dapat melihat perspektif yang berbeda.
Dia menegaskan Kemenkeu akan mendukung penuh Kemenkes, salah satunya melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Sri Mulyani mengatakan kemenkeu akan terus memberikan dukungan penuh bagi bidang kesehatan. Meski demikian, dia mengingatkan bahwa anggaran untuk kesehatan biasanya selalu kekurangan.
Baca Juga
Dia memberi contoh Kemenkeu sebenarnya bisa aja memberikan beasiswa kepada 600.000 dokter. Namun, masalah akan muncul ketika dokter-dokter tersebut pulang ke Indonesia tetapi fasilitas belum lengkap.
“Menkes [Budi Gunadi Sadikin] bilang saya akan bereskan [fasilitas] gak pakai APBN, tapi pinjaman Bank Dunia. Wah, nanti saya dimarahin lagi, ngutang lagi, tapi ya gak apa-apa juga for the right cost untuk tujuan yang baik,” jelasnya.
Sri Mulyani juga mengatakan banyak dokter yang membandingkan fasilitas yang mereka gunakan saat menjalani fellowship dan kembali ke Indonesia.
“Dokter bilang pas fellowship alatnya canggih banget, pas balik ke sini cuma stetoskop itu sehingga kemudian ilmu saya tidak berguna. Kmudian, [dokter] mengeluh di WA grup atau di TikTok yang viral. Sekarang metodenya gitu, ya gak apa-apa kita selesaikan semuanya bertahap,” ujar Sri Mulyani.
Menurutnya, saat ini banyak orang menganggap begitu diviralkan masalah akan selesai besok harinya.
Oleh karena itu, dia meminta seluruh ekosistem di Kemenkes untuk memperbaiki seluruh sistem kesehatan.
Termasuk soal pengadaan barang dan jasa, tata kelola sumber daya manusia, hingga manajemen tata kelola di Rumah Sakit.
“Nanti masalah yang muncul lagi. Gaji saya [dokter] jadi berapa? Saya sekolah tinggi-tinggi gaji di bawah UMR. Tapi ya gak apa-apa, masalah muncul kita selesaikan satu per satu,” imbuh Sri Mulyani.