Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Sentral Thailand Proyeksi Ekonomi Tumbuh 3,6 Persen pada 2023

Bank of Thailand memperkirakan pulihnya pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di negara ini.
Gubernur Bank Indonesia bersama bersama perwakilan Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) dalam acara Advancing Regional Digital Payment Connectivity, senin (14/11/2022). Bisnis-Maria Elena.
Gubernur Bank Indonesia bersama bersama perwakilan Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) dalam acara Advancing Regional Digital Payment Connectivity, senin (14/11/2022). Bisnis-Maria Elena.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Thailand (Bank of Thailand/BOT) memperkirakan perekonomian Thailand dapat tumbuh 3,6 persen pada 2023, meski terdapat sejumlah gejolak pada semester pertama tahun ini.

“Perekonomian Thailand masih terlihat tumbuh sebesar 3,6 persen tahun ini,” kata Gubernur BOT Sethaput Suthiwartnarueput, Senin (24/4/2023).

Lebih lanjut disampaikan Sethaput, ekspor negaranya diperkirakan turun 7,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada paruh pertama 2023, sebelum naik 4,2 persen pada paruh kedua.

Melansir CNA, Senin (24/4/2023), pemulihan ekonomi Thailand telah tertinggal dari beberapa negara tetangganya. Namun, kebangkitan pariwisata diprediksi akan mendorong pertumbuhan negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini.

Sethaput berharap setidaknya ada 28 juta kedatangan wisatawan asing ke negaranya tahun ini.

Inflasi utama Negeri Gajah Putih ini mulai melandai menjadi 2,83 persen pada Maret 2023. Adapun BOT pada bulan lalu menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen untuk meredam tekanan inflasi.

Para ekonom memproyeksikan bank sentral Thailand itu akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada 31 Mei mendatang.

Sebagai informasi, BOT telah menaikkan suku bunganya dengan total 125 basis poin sejak Agustus tahun lalu. Langkah tersebut dinilai kurang agresif dibandingkan banyak bank sentral di negara lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper