Bisnis.com, JAKARTA– Emiten jasa ibadah haji dan umrah, PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) menorehkan pendapatan sebesar Rp121 miliar selama kuartal pertama tahun ini, melejit 195 persen dibandingkan Rp41 miliar pada periode sama tahun lalu.
Kinerja mengkilap itu ditopang normalisasi kegiatan ibadah Umrah ke Arab Saudi, menyusul makin terkendalinya pandemi Covid-19.
Direktur Utama HAJJ Saipul Bahri menegaskan, ibadah umrah telah memasuki fase normalisasi. Sebab, pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali ibadah umrah selepas meredanya pandemi Covid-19.
Dia menuturkan pasca pembukaan itu, sebanyak 1,5 juta orang telah menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci. Alhasil, ABT selaku penyedia layanan (service provider) umrah dan haji meliputi penyediaan kamar hotel, tiket, dan land arrangement (LA) turut menikmati berkah.
Saipul mencatat, sebanyak 112 penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) bermitra dengan ABT dari total sebanyak 2.000. Dalam kerja sama itu, ABT untuk menyediakan kebutuhan jemaah umrah dan haji PPIU.
Pada 2022, dia menerangkan, bisnis ABT mulai menggeliat kembali, setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Tahun lalu, ABT mampu mengumpulkan pendapatan Rp 320 miliar dengan lonjakan laba bersih hingga 2.500%. Tren ini berlanjut memasuki 2023.
Baca Juga
Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan Rp460 miliar, dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 320 miliar. Dia meyakini, target pendapatan itu tercapai, karena realisasi sampai kuartal I sudah melampaui target.
Perseroan menargetkan bisa melayani sekitar 16 ribu jemaah umrah ke Tanah Suci, naik dari tahun lalu yang sebanyak 14 ribu. Tahun depan, ABT membidik penanganan 16-18 ribu Jemaah umrah.
“Jemaah umrah Indonesia mencapai 1,5 juta per tahun. Jumlah ini diyakini terus melesat, mengingat Arab Saudi menargetkan jumlah jemaah umrah menembus 30 juta pada 2030. Ini memperkuat prospek bisnis ABT,” kata Saipul, Jumat (14/4/2023).
Dia menilai, bisnis layanan umrah dan haji sangat besar. Dalam satu tahun, nilai pasar ekosistem layanan ini mencapai Rp200 triliun.
Sejalan dengan itu, dia menuturkan, perusahaan berniat menambah jumlah kamar hotel dari saat ini sebanyak 800. ABT kini bekerja sama dengan sejumlah hotel, seperti Al Fajr Al Badea dan Al Janadriyah di Mekah. “Selain itu, kami lakukan terobosan dalam hal penambahan pesawat, misalnya, dengan charter flight,” kata dia.
Di Mekah atau Madinah, dia menerangkan, rata-rata negara lain sudah meneken kontrak sewa jangka panjang. Ke depan, ABT akan meneken beberapa kontrak dengan sejumlah hotel untuk menambah pasokan kamar.
“Bisnis akan kami jaga, sehingga ke depan, akan bertambah jumlah PPIU yang bekerja sama dengan kami,” kata dia.
Di sisi lain, Saipul menilai, prospek bisnis HAJJ yang solid direspons positif oleh pelaku pasar. Buktinya, saham HAJJ naik 23 persen dalam sepekan setelah menjalni debut di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, saham ini, berkali-kali kena autoreject atas (ARA). Hari ini, saham HAJJ naik 9,4 persen ke level Rp 208 dan kena ARA lagi.
“Saya bersyukur, kami berada di papan akselerasi. Kami berhasil meyakinkan stakeholder sehingga menjadi benchmarch di pasar,” kata dia.