Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi terealiasinya pembangunan proyek Hunian Milenial untuk Indonesia yang berkonsep transit oriented development (TOD) di Depok, Jawa Barat.
Hal ini disampaikannya usai meresmikan Hunian Milenial Untuk Indonesia di Samesta Mahata Margonda, Depok, Kamis (13/4/2023).
"Saya sangat menghargai ide besar dan dilaksanakan. Bukan hanya ide tapi dilaksanakan di lapangan," katanya saat peresmian di lokasi, Kamis (13/4/2023).
Kepala Negara pun melanjutkan, melalui proyek hunian milenial yang digagas Menteri BUMN Erick Thohir, generasi muda saat ini memiliki peluang untuk mendapat fasilitas yang baik serta akses penunjang yang mumpuni, khususnya untuk kebutuhan pokoknya, yaitu papan.
Apalagi, orang nomor satu di Indonesia itu menilai, nilai jual dari hunian milenial di Depok masih terjangkau. Bagi yang berminat juga bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga harga termurahnya hanya sekitar Rp200 juta—Rp500 juta.
“Paling penting ini disiapkan untuk milenial yang mana kalau mereka beli [hunian] bonusnya dapat kereta api. Bayangkan, bangun tidur, mandi, langsung lompat masuk ke KRL. Ke manapun bisa sehingga semuanya tidak tergantung dengan kendaraan pribadi, dengan mobil yang memacetkan utamanya di Jabodetabek,” tuturnya.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Kepala Negara memerintahkan agar Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan pihak terkait agar turut membangun fasilitas serupa di kota-kota lain yang mengalami permasalahan kemacetan.
“Perlu dikembangkan di semua kota utamanya lahan-lahan PT KAI yang tidak termanfaatkan dengan baik nanti kerja sama dengan PT Perumnas, Kementerian PUPR harus kita bangun sebanyak-banyaknya hunian ini. Sekali lagi, saya senang di Depok ini lompat ke RS dekat, ke UI dekat, ke HI juga deket karena langsung loncat ke kereta api sampai dalam waktu yang singkat,” imbuhnya.
Menurutnya, saat ini setiap kota-kota besar di seluruh Tanah Air dan tidak hanya terbatas di Jabodetabek memang harus membangun hunian yang vertika lantaran luas lahan yang tak berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
“Sehingga kekurangan hunian baik milenial maupun masyarakat itu bisa tersedia dengan baik dan yang paling penting, cepat bisa menjangkau ke semua titik yang diinginkan seperti yang di sini. Mau kuliah dekat, ke RS dekat, mau ke tengah kota tinggal masuk ke KRL langsung sudah 10-15 menit sampai. Hunian yang terintegrasi dengan transportasi massal itu yang diperlukan. Tidak semua orang pakai mobil, semuanya beli mobil, sehingga macet di mana-mana. Saya kira jangka panjang ini contoh yang baik,” katanya.
Selain itu, dia juga menjelaskan konsep transit oriented development (TOD) atau pembangunan berorientasi transit yang menjadi kebutuhan mendesak saat ini dibangun lebih awal di sekitaran Jabodetabek. Penyebabnya, dalam perencanaan perkotaan saat ini dibutuhkan pengembangan perkotaan yang memaksimalkan jumlah ruang perumahan, bisnis, dan rekreasi dalam jarak berjalan kaki dari angkutan umum.
“Oleh karena itu, titik-titik TOD yang siap itu yang dibangun terlebih dahulu karena kalau kita mengikuti hunian yang ada di luar Jakarta dan membawa transportasinya ke sana, belum tentu mudah karena harus ada pembebasan yang paling sulit adalah pembebasan lahan. Sedangkan ini kan lahannya sudah ada itu yang cepat segera dibangun dan paling penting masyarakat ada pilihan-pilihan yang di dekat kota ada, transportasi massa ada,” pungkas Jokowi.