Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan antara China dan Amerika Serikat (AS) membuat ketegangan dalam pasar menjadi lebih meningkat.
Contohnya sebagaimana telah diketahui, beberapa perusahaan bahkan sudah memindahkan atau melakukan ekspansi, dengan membangun pabrik di negara-negara lain. Untuk itu, permasalahan mengenai rantai pasokan telah menjadi perhatian bagi beberapa negara.
Dalam acara ASEAN-Korea Trade & Investment Roundtable 2023, Korea bahkan telah mengatakan bahwa kondisi rantai pasokan masih belum terjaga.
Direktur Divisi Kebijakan Perdagangan, Institut Ekonomi & Perdagangan Industri Korea (KIET) Min Hyeok Ki menjelaskan bahwa strategi yang harus dilakukan adalah menjaga rantai pasokan.
Kemudian, dalam kerjasama ekonomi Outlook ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP) dan strategi terkait, Ki mengatakan bahwa perlu mempertimbangkan risiko China. Namun sebagai catatan, hal ini bukan berarti menghindari China.
“Saya pikir China adalah bagian dari strategi. Namun, karena China dan AS sedang berkonflik, kita perlu memiliki pandangan yang berbeda. Kita perlu membagi pandangan tentang bisnis strategis dan juga bisnis lainnya” Lanjutnya.
Baca Juga
Ki juga mengatakan bahwa Korea perlu menentukan perannya jika China gagal dalam bisnis strategis mengingat kompleksnya hubungannya dengan AS. Ki juga mengatakan bahwa perlu mengamankan lebih banyak rantai pasokan di bisnis lain.
Lalu, membahas mengenai strategi lain selain mengamankan rantai pasokan, Ki menekankan tanggung jawab korea sebagai sebuah negara.
Dalam kebijakan internasional, Korea lebih memfokuskan pada peningkatan volume perdagangan atau surplus perdagangan. Namun, dalam kerjasama dengan Asean di kerangka baru ini, Korea melihat strategi dengan perspektif yang lebih luas.
“Dari pada berpikir tentang fokus perdagangan, kami melihat ASEAN sebagai mitra, menggunakan pengaruh kami sehingga kami dapat saling menguntungkan dalam jangka panjang” Tuturnya dalam menekankan kerjasama dengan ASEAN.