Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Jual Beli Saham Anak Usaha Antam ke Hong Kong CBL Ditarget Oktober 2023

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menargetkan transaksi jual beli saham kepemilikan Antam di PT Sumberdaya Arindo kepada Hong Kong CBL Limited rampung Oktober 2023.
Nikolas D. Kanter atau Nico Kanter diangkat menjadi Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 23 Desember 2021./Vale Indonesia
Nikolas D. Kanter atau Nico Kanter diangkat menjadi Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 23 Desember 2021./Vale Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) menargetkan perjanjian jual beli saham atau sales purchase agreement (SPA) kepemilikan Antam di anak usaha mereka, PT Sumberdaya Arindo, dengan perusahaan terkendali Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL), Hong Kong CBL Limited (HKCBL) rampung pada 30 Oktober 2023.

Selepas penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atau Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) pada 16 Januari 2023 lalu, Antam diketahui masih menunggu persetujuan investasi luar negeri dari pemerintah China untuk anak usaha CBL tersebut pada portofolio hulu usaha patungan baterai listrik bersama dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) tahun ini.

“Tanggal 30 Oktober target untuk kesepakatan transaksi, baru ada di situ kita akan terima duit sesuai valuasi, kalau persetujuan itu keluar dan persyaratan itu terjadi,” kata Direktur Utama Antam Nico Kanter saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/4/2023) malam. 

Kendati demikian, Nico enggan memberi keterangan ihwal valuasi dari aset yang telah dilepas sebagian oleh emiten berkode saham ANTM itu untuk kerja sama pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tersebut kepada anak usaha CBL di sisi hulu tambang bijih nikel. 

Saat ini, dia menambahkan, perseroan tengah melakukan eksplorasi lanjutan di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) Halmahera Timur, Maluku Utara milik PT Sumberdaya Arindo (SDA) untuk meningkatkan potensi cadangan bijih nikel yang bakal divaluasi nanti.

“Kalau Oktober itu valuasinya kita belum boleh sampaikan angkanya, tapi kalau overall dari hulu sampai ujung CATL itu lebih dari US$6,7 miliar,” kata dia. 

Saat bersamaan, dia menambahkan, perseroannya juga tengah membahas soal kepemilikan saham serta rencana pengerjaan di sisi hilir ekosistem pengembangan baterai listrik bersama dengan CBL awal tahun ini. 

Pembahasan dengan CBL itu berkaitan dengan rencana kerja sama anak usaha ANTM, PT Feni Halmahera Timur (FHT) bersama dengan CBL untuk pembangunan kawasan industri atau smelter HPAL pengolahan bijih nikel dari pasokan di hulu nantinya. Nico berharap pembahasan ihwal kerja sama FHT itu dapat selesai pada bulan ini. 

“FHT ini mudah-mudahan bisa kita tandatangani dalam April ini, kita targetkan lebih cepat lebih baik itu yang akan kita kejar, kita bisa mulai land clearence, smelter bisa dibangun berdampingan dengan perjanjian yang ada di persyaratan kita yang SDA itu,” kata dia.

Seperti diketahui akhir tahun lalu, ANTM lebih dahulu melaksanakan spin-off segmen bisnis nikel senilai Rp9,8 triliun.

Pertama, Akta Pemisahan Sebagian Aktiva dan Pasiva Segmen Usaha Pertambangan Perseroan ke dalam PT Nusa Karya Arindo (NKA) No. 192 tanggal 30 September 2022 dan kedua, Akta Pemisahan Sebagian Aktiva dan Pasiva Segmen Usaha Pertambangan Perseroan ke dalam PT Sumberdaya Arindo (SDA) No. 194 tanggal 30 September 2022. 

ANTM melakukan pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan di wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara ke dalam perusahaan terkendali perseroan, yaitu NKA dan SDA di mana pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan efektif pada tanggal 30 September 2022.

Sebelumnya, konsorsium CBL tetap berkomitmen melakukan hilirisasi bijih nikel menjadi produk akhir baterai listrik untuk jangka waktu 4 tahun ke depan. 

Komitmen itu disampaikan selepas Konsorsium CBL, yang menjadi rekanan usaha PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) menandatangani CSPA dengan ANTM pada 16 Januari 2023 lalu. 

“Jadi setelah ditandatangani ini mereka berkomitmen dalam 4 tahun sudah melakukan hilirisasi sampai ke baterai, “ kata Direktur Utama PT IBC Toto Nugroho saat rapat panitia kerja (Panja) Transisi Energi ke Listrik Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (15/2/2023). 

Konsorsium CBL yang mengerjakan Proyek Dragon itu sudah berkomitmen untuk menganggarkan investasi sebesar US$6 miliar atau setara dengan Rp92,48 triliun (asumsi kurs Rp15.349 per US$). 

Saat ini, Konsorsium CBL tengah menyusun studi kelayakan bersama dengan IBC berkaitan dengan hilirisasi nikel lanjutan di sisi pemurnian, prekursor, katoda, sel baterai hingga tahap daur ulang. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper