Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek menegaskan bahwa kebocoran data yang disebut Bjorka bukan merupakan milik BPJS Ketenagakerjaan.
Pasalnya, belum lama ini, Bjorka membagikan belasan juta data yang disebut milik pengguna BPJS Ketenagakerjaan pada Minggu (12/3/2023). Dia mengklaim memiliki 19 juta data yang dijual dengan harga mencapai Rp153 juta.
Deputi Bidang Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun mengatakan bahwa pihaknya menjamin keamanan data kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Maka dari itu, Oni menekankan kebocoran data yang disebut Bjorka bukan berasal dari BPJS Ketenagakerjaan.
“Sejauh ini untuk keamanan data untuk BPJS Ketenagakerjaan itu cukup aman, karena itu sudah terbukti bukan kebocoran dari kita,” ujar Oni dalam acara silaturahmi bersama media, Rabu (5/4/2023).
Oni menuturkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan mendukung program pemerintah, salah satunya program vaksin Covid-19. Di mana, BPJS Ketenagakerjaan harus menyerahkan data kepesertaan kepada kementerian terkait untuk dikompilasikan sebagai pendataan program vaksin Covid-19.
Namun demikian, lanjut Oni, kebocoran data tersebut bukan berasal dari sistem keamanan BPJS Ketenagakerjaan, usai pihaknya melakukan koordinasi dengan Badan SIber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Baca Juga
“Setelah kita koordinasikan dengan BSSN dan Kemenkominfo, itu sudah terbukti bahwa itu [kebocoran data] bukan berasal dari kita,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Bjorka sempat membocorkan 100.000 sampel data yang dapat diunduh gratis. Selanjutnya, keseluruhan data tersebut dijual dengan harga US$10.000 atau sekitar Rp153.870.000 dalam bentuk Bitcoin.
"BPJS Ketenagakerjaan adalah layanan pemerintah yang menyediakan jaminan kesejahteraan pekerja. Tugasnya memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja Indonesia, baik tenaga kerja formal maupun informal," tulis Bjorka dalam bahasa Inggris.
Adapun, data yang disebarkan meliputi nama, email, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, tempat kerja dan lain-lain dengan total jumlah mencapai 19.564.922 data.