Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bjorka Jual 19 Juta Data, BPJS Ketenagakerjaan: Bukan Milik Kami

BPJS Ketenagakerjaan memastikan 19 juta data yang dijual Bjorka bukan milik perusahaan.
Karyawati beraktivitas di salah satu kantor cabang BPJamsostek di Jakarta (24/1/2022). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati beraktivitas di salah satu kantor cabang BPJamsostek di Jakarta (24/1/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek menegaskan bahwa kebocoran data yang disebut Bjorka bukan merupakan milik BPJS Ketenagakerjaan.

Pasalnya, belum lama ini, Bjorka membagikan belasan juta data yang disebut milik pengguna BPJS Ketenagakerjaan pada Minggu (12/3/2023). Dia mengklaim memiliki 19 juta data yang dijual dengan harga mencapai Rp153 juta.

Deputi Bidang Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun mengatakan bahwa pihaknya menjamin keamanan data kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Maka dari itu, Oni menekankan kebocoran data yang disebut Bjorka bukan berasal dari BPJS Ketenagakerjaan.

“Sejauh ini untuk keamanan data untuk BPJS Ketenagakerjaan itu cukup aman, karena itu sudah terbukti bukan kebocoran dari kita,” ujar Oni dalam acara silaturahmi bersama media, Rabu (5/4/2023).

Oni menuturkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan mendukung program pemerintah, salah satunya program vaksin Covid-19. Di mana, BPJS Ketenagakerjaan harus menyerahkan data kepesertaan kepada kementerian terkait untuk dikompilasikan sebagai pendataan program vaksin Covid-19.

Namun demikian, lanjut Oni, kebocoran data tersebut bukan berasal dari sistem keamanan BPJS Ketenagakerjaan, usai pihaknya melakukan koordinasi dengan Badan SIber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

“Setelah kita koordinasikan dengan BSSN dan Kemenkominfo, itu sudah terbukti bahwa itu [kebocoran data] bukan berasal dari kita,” jelasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Bjorka sempat membocorkan 100.000 sampel data yang dapat diunduh gratis. Selanjutnya, keseluruhan data tersebut dijual dengan harga US$10.000 atau sekitar Rp153.870.000 dalam bentuk Bitcoin.

"BPJS Ketenagakerjaan adalah layanan pemerintah yang menyediakan jaminan kesejahteraan pekerja. Tugasnya memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja Indonesia, baik tenaga kerja formal maupun informal," tulis Bjorka dalam bahasa Inggris.

Adapun, data yang disebarkan meliputi nama, email, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, tempat kerja dan lain-lain dengan total jumlah mencapai 19.564.922 data.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper