Bisnis.com, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyebutkan praktik calo tiket di kapal penyeberangan Pelabuhan Merak masih kerap terjadi.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi menjelaskan para calo tiket tersebut adalah masyarakat yang tinggal di sekitar Pelabuhan Merak. Mayoritas dari calo tiket tersebut umumnya bekerja di sektor informal dan mulai beraksi pada masa high season seperti jelang mudik Lebaran.
Ira juga mengakui pihaknya pernah menemukan keterlibatan pegawai ASDP dengan praktik calo tiket. Dia mengatakan, perusahaan langsung mengambil langkah tegas dan memecat oknum pegawai tersebut.
“Memang pernah ada yang orang dalam [praktik calo], kami pecat langsung,” katanya dalam acara diskusi Kesiapan Operator Transportasi Hadapi Mudik Pascapandemi di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Menurutnya, upaya pemberantasan praktik calo tiket tidak dapat dilakukan secara terpihak. Koordinasi dan kolaborasi yang optimal antara seluruh pemangku kepentingan diperlukan agar praktik ini semakin berkurang di masyarakat.
Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk turut terlibat dalam upaya pemberantasan praktik calo. Salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat menurut Ira adalah dengan membeli tiket jauh sebelum hari keberangkatan dan tidak mencari tiketnya saat sudah tiba di pelabuhan.
Baca Juga
Adapun, salah satu upaya ASDP dalam memberantas praktik calo adalah dengan memberlakukan sistem pembelian tiket secara online. Masyarakat kini harus membeli tiket kapal penyeberangan melalui aplikasi dan situs web Ferizy.
“Jika masyarakat tak butuh lagi calo tiket, maka praktik itu akan berhenti dengan sendirinya,” kata Ira.
Upaya pemberantasan praktik calo lain yang dilakukan ASDP adalah lebih cermat dalam memeriksa nama penumpang dengan nama yang tertera dalam tiket kapal penyeberangan. Namun, dia menuturkan pemeriksaan ini tidak mudah terutama pada jam – jam yang sangat sibuk.
Ira melanjutkan, pihaknya menggunakan cara yang halus dan bertahap dalam memberantas calo tiket. Dia mengatakan ASDP tidak atau menghindari penindakan keras mengingat masyarakat di sekitar Pelabuhan Merak bergerak di sektor informal.
“Saya memikirnya mereka itu adalah orang-orang yang sebenarnya cari makan sama dengan kita semua. Kebetulan kita beruntung karena berada di sektor yang formal,” pungkasnya.