Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stafsus Sri Mulyani: Ekonomi RI Perlu Tumbuh di Atas 7 Persen untuk Jadi Negara Maju

Stafsus Menkeu (Sri Mulyani) Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin mengatakan syarat Indonesia untuk jadi negara maju.
Masyita Crystallin, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Kementerian Keuangan RI memberikan paparan tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Grab Business Forum 2023. Dok Grab Indonesia.
Masyita Crystallin, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Kementerian Keuangan RI memberikan paparan tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Grab Business Forum 2023. Dok Grab Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu mencapai di atas 7 persen agar bisa tetap mencapai visi sebagai negara maju pada 2045. Terjadinya periode koreksi saat pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan 7 persen, seperti yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo, belum cukup.

Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin dalam gelaran Grab Business Forum 2023, Kamis (16/3/2023). Masyita menjelaksan perkembangan APBN dan kondisi ekonomi terkini, juga proyeksi ke depannya.

Masyita menjelaskan bahwa Indonesia memiliki berbagai potensi untuk terus mengembangkan perekonomiannya, termasuk di sektor digital. Dia menilai bahwa perekonomian Indonesia harus mampu tumbuh di atas 5 persen, rata-rata pertumbuhan yang terjadi beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, visi menjadi negara maju pada 2045 harus terus dikejar, salah satunya melalui optimalisasi perekonomian. Untuk mencapai visi itu, Masyita menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di angka 7 persen mungkin belum cukup.

"Pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk bisa leap itu pasti lebih tinggi dari 7 persen," ujar Masyita pada Kamis (16/3/2023).

Menurutnya, berdasarkan berbagai perhitungan, pertumbuhan ekonomi 7 persen menjadi salah satu titik penopang agar Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045. Namun, adanya pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya kontraksi dan perlambatan dalam tiga tahun terakhir.

Ketika pandemi, Masyita menyebut bahwa terdapat missing link dalam upaya mengembangkan perekonomian Indonesia. Selain itu, demografi penduduk menjadi lebih tua dan waktu untuk mencapai target menjadi negara maju sudah lebih pendek. 

"Kalau dengan kondisi Covid-19 sekarang, saya yakin kalau dilakukan perhitungan ulang pastinya pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk menjadi negara maju pada 2045 [akan lebih tinggi]," ujar Masyita.

Dia menyatakan bahwa hilirisasi menjadi salah satu aspek penting untuk mengakselerasi perekonomian. Hilirisasi bukan hanya mencakup sektor riil seperti nikel, tetapi juga ekonomi digital.

"Sektor digital perlu juga untuk dihilirisasi. Karena kan semakin hilir value added-nya semakin tinggi," kata Masyita.

Digitalisasi Jadi Kunci 

Country Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan di tengah tantangan ekonomi global, semua pihak harus membangun ketangkasan bisnis (business agility), juga kepercayaan dan optimisme terhadap resiliensi ekonomi tanah air.

"Indonesia masih memiliki potensi besar dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2023. Fakta ini tentunya membuat banyak bisnis mulai meninjau kembali strategi bisnis mereka, terutama dalam melakukan transformasi digital untuk mendukung kebutuhan bisnis yang terus berubah di tengah disrupsi pasar dan ketidakpastian global," katanya di acara Grab Business Forum 2023, Kamis (16/3/2023).

Dia menilai pandemi Covid-19 telah membuktikan bahwa adopsi teknologi dapat mendorong perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam memenuhi kebutuhan pasar dan pada saat bersamaan, meningkatkan efisiensi operasional guna membangun bisnis yang berkelanjutan.

Sebagai upaya mendukung pertumbuhan kalangan bisnis dan perusahaan, Grab menghadirkan GrabForBusiness, platform layanan terintegrasi untuk digitalisasi dan solusi bisnis untuk mendorong efisiensi biaya, kenyamanan, transparansi, dan mendapatkan laporan komprehensif secara real-time.

Layanan GrabForBusiness kini semakin komprehensif dengan beragam layanan untuk perusahaan, mulai dari transportasi (GrabBike dan GrabCar), pengiriman (GrabExpress), pengantaran makanan (GrabFood), voucher hadiah digital (GrabGifts), belanja (GrabMart) dan layanan Grab lainnya (GrabMaps dan GrabAds).

Roy Nugroho, Director of GrabForBusiness, Grab Indonesia menyampaikan salah satu misi GrabForBusiness adalah membantu perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan akselerasi digital (digital forward) dengan menerapkan teknologi AI (Kecerdasan Buatan), IOT (Internet of Things), digitalisasi seperti Bluetooth Beacon, serta membangun teknologi GrabMaps.

Saat ini, lanjutnya, GrabForBusiness telah melayani lebih dari 8.000 pelanggan perusahaan di seluruh Indonesia.

"Melalui ajang Grab Business Forum tahun ini, perusahaan-perusahaan Indonesia diharapkan dapat memperoleh wawasan baru tentang peran digitalisasi sebagai kunci dalam meningkatkan kemampuan beradaptasi dan membangun ketangguhan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper