Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Pemerintah Tambah Tambak Udang 1.800 Ha di NTT

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyebut perintah akan menambah jumlah tambak udang, salah satunya di Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT) seluas 1.800 hektare. 
Kincir angin tambak udang. /Solopos
Kincir angin tambak udang. /Solopos

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menungungkapkan bahwa pemerintah akan menambah jumlah tambak udang, salah satunya di Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT) seluas 1.800 hektare (ha). 

Setelah meresmikan tambak budidaya udang berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah, seluas 60 ha, pemerintah akan memaksimalkan lahan di NTT untuk pembuatan tambak yang lebih besar. 

“Pemerintah berencana akan membangun lebih banyak BUBK, salah satunya di Waingapu di NTT akan dibangun seluas 1.800 hektare,” ungkapnya dalam unggahan @smindrawati, Senin (13/3/2023). 

Adapun, komoditas perikanan yang sangat diminati oleh pasar dunia di mana permintaan pasar udang global berada di uturan nomor dua setelah salmon. Selama kurun waktu 2015-2020, Indonesia berkontribusi terhadap pemenuhan pasar udang dunia rata-rata sebesar 6,9 persen. 

Sepanjang 2021, nilai ekspor udang Indonesia mencapai US$2,2 miliar, tertinggi di antara komoditas perikanan lainnya.

Saat ini pun pemerintahan Jokowi tengah kejar target produksi udang sebesar 2 juta ton pada 2024 mendatang. 

Melalui BUBK di Kebumen yang telah menghabiskan anggaran Rp175 miliar, Sri Mulyani berharap dapat menghasilan 40 juta ton/ha per siklus. Artinya akan ada tambahan jumlah produksi sekitar 2.400 ton udang. 

“Tambak udang ini diharapkan dapat menghasilkan 40 ton udang per hektare sehingga dapat meningkatkan devisa negara melalui ekspor udang, mendorong kesejahteraan dan perekonomian masyarakat serta menyerap angkatan kerja di wilayah sekitarnya,” tambah Menkeu. 

Adapun melalui tambak di Kebumen tersebut berhasil menyerap 150 orang sebagai pembudidaya. 

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemerintah juga merencanakan pembangunan tambak budidaya udang modern ramah lingkungan di Sumba Timur, NTT seluas 1.800 hektare. Tambak ini menjadi tambak udang terintegrasi yang menghubungkan sektor hulu hingga hilir.

"Yang dibangun di Kebumen ini adalah 60 hektare, sebentar lagi kita akan memulai lagi 1.800 hektare di Waingapu, NTT. Ini sudah didesain perencanaannya, selesai, ini dicopy dibuat di sana. Kita harapkan itu akan menjadi sebuah kawasan yang terintegrasi, dan tambak udangnya, ada industri pakannya, ada industri turunan dari udang-udang yang dipanen," pungkas Presiden.

Per 2022, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan dari 300.501 ha lahan untuk budidaya udang yang tersedia, hanya 9.055 ha lahan yang dikelola secara intensif atau dapat memproduksi udang secara maksimal.

Indonesia sendiri pernah memiliki tambak udang terbesar di Asia Tenggara seluas 16.000 hektare lebih dalam satu hamparan. Tambak udang itu dikelola oleh PT Dipasena di Lampung.  Perusahaan ini berakhir bangkrut dan menjadi sitaan dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper