Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gabung dengan AS, Belanda Akan Batasi Ekspor Teknologi ke China

Belanda berencana mengikuti jejak AS untuk membatasi ekspor teknologi semikonduktor ke China untuk melindungi keamanan nasional.
Chip semikonduktor buatan SK Hynix./Bloomberg
Chip semikonduktor buatan SK Hynix./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Belanda berencana melakukan pembatasan ekspor teknologi semikonduktor untuk melindungi keamanan nasional, bergabung dengan upaya Amerika Serikat (AS) untuk mengekang ekspor cip ke China.

Keputusan ini menandai langkah pertama Belanda untuk untuk mengadopsi aturan yang didesak oleh AS guna menghambat industri pembuatan cip China sekaligus menahan kemajuan militernya.

Dilansir dari Reuters pada Kamis (9/3/2023), Menteri Perdagangan Belanda Liesje Schreinemacher mengumumkan keputusan tersebut dalam sebuah surat kepada parlemen, dan mengatakan pembatasan akan diberlakukan sebelum memasuki musim panas.

"Belanda menganggap perlu atas dasar keamanan nasional untuk mengawasi teknologi ini dengan sangat cepat, kabinet akan memperkenalkan daftar kontrol nasional," isi surat tersebut. 

Meski demikian, pihak perwakilan Gebung Putih enggan untuk berkomentar mengenai masalah ini. 

Pihak ASML Holding NV ASML.AS, perusahaan teknologi terbesar di Eropa memperkirakan harus mengajukan permohonan lisensi untuk mengekspor segmen paling canggih di antara mesin DUV-nya, tetapi hal itu tidak akan berdampak pada panduan keuangan 2023.

Sebab, ASML terlalu mendominasi pasar untuk sistem litografi, mesin bernilai jutaan dolar yang menggunakan laser yang kuat untuk membuat sirkuit kecil cip komputer.

Perusahaan memperkirakan penjualan di China akan tetap datar di angka 2,2 miliar euro pada 2023 menyiratkan penyusutan relatif karena perusahaan memperkirakan penjualan secara keseluruhan akan tumbuh 25 persen. Pelanggan utama ASML seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co dan Intel Corp terlibat dalam ekspansi kapasitas.

Adapun, ASML tidak pernah menjual mesin EUV tercanggihnya kepada pelanggan di China dan sebagian besar penjualan DUV di Beijing ditujukan kepada pembuat chip yang relatif kurang maju. Pelanggan terbesarnya di Korea Selatan, Samsung dan SK Hynix, keduanya memiliki kapasitas produksi yang signifikan di China.

Meski pengumuman Belanda tersebut menyisakan pertanyaan besar yang belum terjawab, Schreinemacher mengatakan bahwa pemerintah Belanda telah memutuskan langkah-langkah secermat dan setepat mungkin untuk menghindari gangguan yang tidak perlu pada rantai nilai.

"Penting bagi perusahaan-perusahaan untuk mengetahui apa yang mereka hadapi dan memiliki waktu untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan baru," tulisnya.

Tak hanya itu, Jepang juga diperkirakan akan mengeluarkan pembaruan pada kebijakan ekspor peralatan cip secepatnya minggu ini.

"Demi alasan keamanan nasional, kami terus meninjau aturan ekspor, tetapi bukan berarti kami sudah memutuskan apa pun pada saat ini," kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Yasutoshi Nishimura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper